kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   47,00   0,29%
  • IDX 7.376   63,89   0,87%
  • KOMPAS100 1.043   6,90   0,67%
  • LQ45 788   2,51   0,32%
  • ISSI 247   3,83   1,58%
  • IDX30 408   0,79   0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -0,36   -0,08%
  • IDX80 118   0,76   0,65%
  • IDXV30 119   0,47   0,40%
  • IDXQ30 129   -0,07   -0,06%

Performa saham emiten grup konglomerat Indonesia


Senin, 07 September 2015 / 17:59 WIB
Performa saham emiten grup konglomerat Indonesia


Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Masih tingginya sentimen negatif di pasar modal kian membuat harga saham-saham emiten berguguran. Mulai dari saham-saham berkapitalisasi besar hingga saham-saham lapis dua (second liner). Tak terkecuali saham-saham milik konglomerat bisnis.

Seperti, saham-saham milik Grup Salim, Astra, Sinar Mas, Lippo, dan MNC Group. Dari seluruh saham grup dan anak usaha yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), penurunan terbesar secara year-to-date (ytd) hingga penutupan Jumat (4/9) terjadi pada saham-saham Grup Salim.

Secara rata-rata, penurunan saham-saham milik Keluarga Salim mencapai 20,16%. Dari tujuh anak usaha yang listing, hanya dua yang positif. Kedua perusahaan itu adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indoritel Makmur Tbk (DNET). Masing-masing menguat sekitar 7,25% dan 8,2%.

Kemudian, penurunan tertinggi kedua terjadi pada saham-saham kelompok Astra. Rata-rata saham Grup yang didirikan William Soeryadjaya ini melorot sebesar 19,98%. Hanya saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang bergerak positif. Emiten pertambangan dan alat berat ini menguat sebesar 14,84%. Sisanya, ambruk.

Adapun, saham-saham milik Grup Sinar Mas rata-rata rontok sekitar 12,4%. Ada 11 perusahaan milik Eka Tjipta Widjaja yang listing di BEI, terakhir adalah PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS). Dari seluruh emiten Sinar Mas, saham PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA), PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM), dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) mengalami penguatan.

SMMA menguat sekitar 37,78%, BSIM sebesar 17,99%, dan DUTI sebesar 32,17%. Sedangkan, saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masih stabil di angka Rp 12.900 per saham.

Lalu, saham-saham milik Grup Lippo rata-rata merosot sebesar 9,65%. Saham PT Lipo Karawaci Tbk (LPKR), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mampu bertahan dari hempasan semtimen buruk pasar modal. Masing-masing saham itu menguat sebesar 2,94%, 10%, 29,41%, dan 11,68%.

Sementara, saham-saham Grup MNC yang dinahkodai Hary Tanoesoedibjo masuk ke dalam jajaran grup dengan saham yang paling sedikit mengalami penurunan. Rata-rata penurunan hanya sekitar 1,28%.

Kendati banyak saham-saham grup yang jeblok, namun, ada kenaikan yang signifikan terjadi pada saham PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP). Saham emiten induk yang bergerak di sektor finansial ini menguat hingga 80,9% secara year to date. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, saham perseroan ada di level Rp 1.800 per saham.

Fendi Susiyanto, Analis Pasar Modal Fivesol Consulting mengatakan, penurunan saham emiten-emiten grup itu selain karena memang kinerja yang rata-rata memburuk, juga disebabkan adanya sentimen negatif dari global. Bahkan, sentimen negatif dari pasar global ini mendominasi keputusan investor, baik asing maupun domestik.

Hal ini ditambah tidak adanya sentimen positif di dalam negeri yang bisa menjadi katalis. "Pada dasarnya, tidak peduli itu saham milik grup siapa, atau sektor apa, big cap, semua turun," ujarnya, Senin (7/9).

Saat ini, lanjut dia, investor masih menunggu sejumlah kepastian akan keputusan The Fed. Khususnya, terkait adanya spekulasi bank sentral negeri Paman Sam ini akan menaikkan suku bunga. Namun, menurut Fendi, pada akhirnya, investor akan melihat fundamental masing-masing perusahaan.

"Tapi, belum tahu kapan titik akhirnya," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×