kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pefindo terima mandat Rp 59,1 triliun penerbitan surat utang yang belum dilisting


Rabu, 21 Juli 2021 / 07:00 WIB
Pefindo terima mandat Rp 59,1 triliun penerbitan surat utang yang belum dilisting


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan surat utang nasional kuartal II/2021 mencapai Rp 20,14 triliun. Penerbitan ini didominasi oleh perusahaan non Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebanyak Rp 15 triliun yang terdiri dari tujuh sektor industri, dan industri multifinance yang paling tinggi dalam menerbitkan surat utang dengan Rp 7,72 triliun.

Sementara itu, dari sektor BUMN total penerbitan mencapai Rp 5,1 triliun yang terdiri dari sektor industri pembiayaan sebanyak Rp 4,6 triliun, dan sektor properti sebanyak Rp 450 miliar.

PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menerbitkan total Rp 14,8 triliun dari penerbitan surat utang nasional di kuartal II/2021. Ini didominasi oleh sektor non BUMN sebanyak Rp 9,7 triliun, dan BUMN Rp 5,1 triliun.

Baca Juga: Pembiayaan multifinance syariah masih berpeluang tumbuh

Penerbitan obligasi korporasi ini naik sebanyak 101,31% secara year on year (yoy) dari Rp 10 triliun. Menurut Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih, peningkatan di kuartal dua ini karena adanya pemulihan ekspektasi kondisi perekonomian.

Menurutnya ini juga didukung oleh program vaksinasi yang berjalan. Akan tetapi, dengan perkembangan kasus yang sedang meningkat, menurutnya akan mempengaruhi penerbitan surat utang di beberapa kuartal berikutnya.

Per 16 Juli 2021, Pefindo sudah menerima mandat obligasi korporasi mencapai Rp 59,10 triliun yang belum listing. Sektor induk menjadi sektor yang paling besar dalam rencana emisi dengan Rp 13 triliun.

Selanjutnya ada sektor konstruksi, ada empat perusahaan yang menyiapkan emisi obligasi sebanyak Rp 6,67 triliun. “Seiring dengan adanya anggaran pemerintah meningkat untuk sektor infrastruktur dibandingkan dengan tahun 2020 lalu,” kata Niken.

Penerbitan surat utang terbanyak yang akan dilakukan terdiri dari penerbitan obligasi dengan rencana emisi Rp 23,5 triliun. Kemudian penawaran umum berkelanjutan (PUB) baru sebesar Rp 13,3 triliun.

Baca Juga: Pefindo sebut peringkat mayoritas multifinance masih tinggi

Juga ada penerbitan sukuk untuk rencana emisi sebanyak Rp 9,25 triliun, medium term notes (MTN) dengan rencana emisi sebesar Rp4,33 triliun, rencana PUB sebanyak Rp4,57 triliun, dan sekuritisasi sebanyak Rp3,85 triliun.

Sementara itu, untuk institusi rencana emisi paling besar berasal dari BUMN dan anak perusahaannya dengan Rp 39,6 triliun dari 16 perusahaan, sedangkan dari non BUMN rencana emisi mencapai Rp 19,5 triliun dari 24 perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×