kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo revisi outlook AKR Corporindo jadi positif


Selasa, 13 Maret 2018 / 21:26 WIB
Pefindo revisi outlook AKR Corporindo jadi positif


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Selasa (13/3), merevisi outlook peringkat surat utang PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dari stabil menjadi positif. Surat utang AKRA yang menyabet outlook positif adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2017 dan Obligasi I Tahun 2012.

Revisi ini dilakukan sebagai antisipasi potensi perbaikan lebih lanjut pada struktur permodalan dan arus kas AKRA. Pada saat bersamaan, Pefindo menetapkan kembali peringkat idAA- untuk AKRA.

Gifar Indra Sakti, analis Pefindo berharap AKRA akan menggunakan sedikit utang untuk membiayai belanja modal dalam jangka menengah. Sebab, belanja modal tersebut akan dibiayai sebagian oleh arus kas signifikan yang diperoleh dari divestasi aset yang tidak menguntungkan.

Dalam riset per Selasa (13/3), Gifar menjelaskan pada 2017, AKRA menerima arus kas sebesar Rp 1,6 triliun dari divestasi bisnis pelabuhan di China. Pada tahun ini, AKRA juga akan menerima arus kas lain sebesar Rp 1,6 triliun dari divestasi perusahaan sorbitol di Liuzhou, Tiongkok dan kompensasi lain senilai Rp 233 miliar. Sehingga total arus kas yang diterima AKRA sebesar Rp 1,8 triliun.

Perbaikan lebih lanjut juga didukung oleh manajemen biaya yang lebih baik dalam bisnis distribusi bahan bakar dan potensi pendapatan yang lebih tinggi dari penjualan lahan di kawasan industri.

Gifar mengatakan, peringkat yang diberikan mencerminkan permintaan yang stabil terhadap bahan bakar minyak di Indonesia, jaringan infrastruktur logistik, perusahaan yang ekstensif dan proteksi arus kas dan likuiditas yang kuat. Peringkat dibatasi risiko dari kegiatan AKRA dalam mengembangkan kawasan industri dan paparan terhadap risiko penurunan dalam industri pertambangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×