kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo pangkas rating Bank Jateng jadi idA+ dan mengangkat prospek jadi stabil


Kamis, 06 Agustus 2020 / 12:53 WIB
Pefindo pangkas rating Bank Jateng jadi idA+ dan mengangkat prospek jadi stabil
ILUSTRASI. ilustrasi - Layanan nasabah di Kantor Cabang Utama Bank Jateng Jalan Pemuda Nomor 142 Semarang, Selasa (11/2/2014) Foto: TRIBUN JATENG/Deni Setiawan


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) menjadi idA+ dari sebelumnya idAA-. Pefindo juga menurunkan peringkat surat utang jangka menengah alias medium term notes (MTN) MTN Syariah Mudharabah I/2017 Bank Jateng menjadi dA+(sy) dan Obligasi Subordinasi I/2015 Bank Jateng menjadi idA-. . 

Obligasi subordinasi yang diajukan ini diberikan dua peringkat lebih rendah dari peringkat BPD Jateng alias Bank Jateng karena ada risiko surat utang tersebut yang dapat diturunkan nilainya jika non-viability event terjadi. Ini tercatat dalam Peraturan Bank Indonesia nomor 15/12/PBI/2013. 

Baca Juga: Ini alasan pemerintah guyur tujuh BPD dengan dana Rp 11,5 triliun

Namun, Pefindo mengembalikan prospek Bank Jateng menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Peringkat diturunkan akibat meningkatnya tantangan dalam mencapai pertumbuhan bisnis yang diekspektasikan sebelumnya dan dalam usaha untuk menekan tingkat kredit bermasalah menjadi di bawah 2% seperti kondisi pada sebelum tahun 2019. 

Dalam hal pertumbuhan kredit, Kreshna Armand dan Handhayu Kusumowinahyu analis Pefindo menjelaskan, ekspektasi pertumbuhan BPD Jateng alias Bank Jateng akan kembali lebih rendah dibanding tahun sebelumnya atau meneruskan tren menurun sejak 2018. "Kami melihat pandemi Covid 19 membatasi ruang untuk pertumbuhan
bagi Bank Jateng dan industri perbankan pada umumnya, dimana jumlah debitur-debitur dengan kualitas baik akan berkurang pada kondisi ini dan kriteria underwriting akan semakin ketat untuk menghadapi lingkungan bisnis yang semakin berisiko," terang analis dalam rilis 5 Agustus 2020. 

Secara tahun ke tahun, kredit bertumbuh 6,4% pada Juni 2020 dan 6,7% pada Desember 2019 dibandingkan dengan 8,1% pada Desember 2018 dan 17,4% pada Desember 2017. Sementara laju pertumbuhan majemuk tahunan 2015-2019 tercatat pada 12,4%, dibandingkan 15,2% pada 2014-2018 dan 18,3% pada 2013-2017.

Dalam hal kualitas aset, Kreshna dan Handhayu melihat, pandemi Covid 19 akan mengganggu usaha Bank untuk memperbaiki kualitas aset, terutama dalam hal kolektibilitas murni yang memiliki dampak langsung bagi kondisi arus kas Bank Jateng. 

Bank Jateng telah berencana untuk melakukan hapus buku sebesar Rp 700 miliar tahun ini bersama dengan pemulihan aset bermasalah sekitar Rp 170 miliar. Dalam kondisi normal, hal tersebut dapat menurunkan rasio kredit bermasalah ke bawah 3%.

Baca Juga: BI Jateng sampaikan pentingnya kawasan industri dalam pertumbuhan ekonomi

Namun, Pefindo melihat, ada ketidakpastian pada kondisi ekonomi secara umum, terutama karena dipengaruhi pandemi Covid 19. Ini juga dapat memberikan halangan bagi Bank Jateng untuk memperbaiki kualitas asetnya dengan signifikan secara berkelanjutan. 

Per Juni 2020, angka rasio kredit bermasalah ada di 3,7% dengan rasio kredit dalam perhatian khusus terhadap total kredit di angka 2,1%, dari 2,9% dan 1,7%, masing-masing, di akhir tahun 2019 dan 1,8% dan 1,9%, di akhir tahun 2018. Pembentukan cadangan kredit terhadap kredit bermasalah meningkat ke 108,2% di Juni 2020 dan 73,5% di
Desember 2019, dibandingkan dengan 67,3% dan 54,0% pada Desember 2018 dan Desember 2017, mengindikasikan risiko kualitas aset yang meningkat seiring dengan kenaikan biaya pencadangan.

Kreshna dan Handhayu mengatakan, peringkat Bank Jateng dapat dinaikkan apabila Bank Jateng dapat memperkuat posisi bisnis dan keseluruhan kinerja finansialnya secara berkelanjutan. Di sisi lain, peringkat Bank Jateng dapat diturunkan apabila terjadi penurunan signifikan lanjutan pada bisnis dan kinerja kualitas aset Bank Jateng. \

Baca Juga: Bank Jateng akan rilis mobile banking dan uang elektronik kartu lewat sinergi BPD

Peringkat tersebut mencerminkan pasar captive Bank Jateng di Provinsi Jawa Tengah, permodalan yang kuat, dan likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tekanan pada kualitas aset dan sumber pendanaan yang terkonsentrasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×