Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Emiten garmen PT Pan Brothers Tbk (PBRX) memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahun ini berkisar 30% hingga 40%. Pada tahun lalu, penjualan PBRX meningkat 51,59% menjadi US$ 238 juta.
Ini berarti, PBRX memproyeksikan penjualan sepanjang 2012 mencapai US$ 309,4 juta hingga US$ 333,2 juta. "Selain peningkatan order, ada pembeli baru juga, di antaranya Esprit, Tommy Hilfiger, dan Jones," ujar Anne Patricia Sutanto, Wakil Direktur Utama PBRX, Kamis (9/2).
PBRX optimistis bisa memenuhi target penjualan tahun ini. Satu alasannya, permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa cenderung meningkat. Padahal, kedua wilayah itu tengah dilanda krisis finansial.
Pencapaian penjualan 2011 menjadi bukti betapa krisis finansial global tidak mempengaruhi industri garmen. PBRX bisa mengerek pendapatan 2011 lantaran kontribusi dua anak usahanya, yakni Pancaprima Ekabrothers dan Holit International.
PBRX baru saja mengakuisisi Holit International pada April tahun lalu. Kepemilikannya di perusahaan itu mencapai 51% saham. Anne menuturkan, kontribusi agen pembelian garmen itu sekitar 15% dari total pendapatan PBRX di tahun lalu.
Sekadar informasi, Holit merupakan agen pembelian garmen untuk merek-merek pakaian ternama asal Eropa seperti Hugo Boss, Emperio Armani, O\'neill, Billabong, Aigner, Energie, Replay ataupun Benetton.
Manajemen PBRX mengaku krisis finansial global tidak terlalu mempengaruhi penjualan produknya. Toh, para pelanggan PBRX yang merupakan perusahaan ternama dunia justru meningkatkan jumlah pesanannya.
Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, perseroan berniat menambah mesin yang saat ini sudah mencapai 13.250 unit. Targetnya, hingga 2015 nanti jumlah mesin PBRX akan bertambah menjadi 25.000 unit.
PBRX juga bakal membangun dua pabrik baru yang berlokasi di Boyolali, Jawa Tengah. Pabrik tersebut masing-masing memiliki luas 7.000 meter persegi (m²) dan 5.000 m². Perseroan menargetkan pabrik pertama mulai beroperasi pada Maret 2012. Sedang pabrik kedua dijadwal pada Juli 2012.
Dengan kehadiran kedua pabrik baru tersebut, kapasitas produksi PBRX pada tahun depan bisa meningkat 15% dari kapasitas saat ini. "Nilai investasi bangunan pabrik, di luar mesin, sekitar US$ 10 juta," tutur Anne.
PBRX bakal menutup kebutuhan pendanaan dari hasil penawaran umum terbatas atau rights issue pada awal tahun lalu. PBRX mengklaim masih memiliki dana sisa rights issue berkisar Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar. Harga saham PBRX, Jumat (10/2), ditutup tidak berubah dari Rp 500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News