Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pemerintah daerah (pemda) bersiap-siap menerbitkan obligasi daerah. Dari lima pemda yang hendak menerbitkan obligasi daerah, terdapat satu pemda yang siap berutang tahun depan.
Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ronald T. Andi Kasim mengakui telah memberikan pemeringkatan terhadap lima pemda di Indonesia. Empat dari lima pemda tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Balikpapan, dan Makassar. Pefindo menilai, satu pemda siap menerbitkan surat utang pada awal tahun. Besaran obligasi daerah yang akan diterbitkan sekitar Rp 2 triliun.
Dana yang terkumpul dari obligasi ini akan dialokasikan untuk membiayai proyek daerah. "Dana yang diperoleh dari obligasi daerah hanya boleh digunakan untuk proyek yang mendatangkan pendapatan. Tidak boleh digunakan untuk fasilitas publik," jelas Ronald kepada KONTAN.
Pembangunan proyek ini membutuhkan waktu bertahun-tahun dan tidak bisa langsung mendatangkan pendapatan. Sementara, pemda harus tetap membayarkan kupon setiap enam bulan. Oleh karena itu, alternatif pembayaran kupon akan menggunakan pendapatan asli daerah.
Tahapan penerbitan obligasi daerah ini harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari DPRD dan Menteri Keuangan. Pefindo menilai berdasarkan profesionalitas pemda mengelola keuangan. Selanjutnya, Pefindo menghitung credit quality untuk menentukan peringkat utang.
Obligasi ini merupakan instrumen investasi baru yang memiliki profil risiko setara surat utang negara. Ronald optimistis, obligasi daerah akan diserap investor.
Besaran kupon akan mengacu pada peringkat obligasi korporasi. "Prospek obligasi daerah ini baik sekali. Investor menginginkan obligasi ini dapat diterbitkan dengan tenor yang lebih panjang dari obligasi korporasi," tuturnya.
Investment Analyst PT Sucorinvest Asset Management, Andrew Arya Saputra menilai, risiko obligasi daerah ini lebih tinggi dibandingkan SUN. Tapi masih di bawah obligasi korporasi.
Ia memperkirakan, kisaran kupon obligasi daerah antara 30 basis poin sampai 50 basis poin lebih rendah dibandingkan obligasi korporasi dengan tenor dan rating yang sama. "Obligasi daerah ini pasti akan diminati oleh investor institusi seperti dana pensiun, asuransi dan aset manajemen," ungkap Andrew.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News