Reporter: Anna Suci Perwitasari, KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penjualan batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk tahun 2011 dipastikan meningkat daripada tahun sebelumnya. Penyebabnya, perusahaan plat merah ini harus menambah pasokan batubara ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) 1,5 juta ton.
Dengan penambahan terbaru itu, total pasokan batubara PTBA ke pabrik setrum nasional tersebut mencapai 9,5 juta ton. "Penambahan sebanyak 1,5 juta ton itu merupakan permintaan dari PLN," kata Direktur Utama PTBA Sukrisno, Senin (3/1). Sebagai perbandingan, sepanjang 2010, PTBA menjual sekitar delapan juta ton batubara ke PLN.
Untuk memenuhi permintaan ekstra dari PLN tentu PTBA harus menggenjot produksi batubara di tahun ini. Manajemen PTBA memperkirakan produksi batubara sepanjang 2011 akan bertambah sekitar 9% dibandingkan hasil produksi sepanjang tahun lalu. Untuk penjualan, PTBA memasang target pertumbuhan sebesar 7%.
Guna menggenjot produksi, PTBA menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp 1,8 triliun. PTBA akan menggunakan dana sendiri untuk menutup kebutuhan capex. Saat ini, nilai kas PTBA Rp 4,8 triliun.
Sebagian besar belanja modal 2011 akan digunakan untuk membiayai pembangunan sejumlah proyek PTBA, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Banjar Sari serta pembangunan jalur kereta api sepanjang 308 kilometer. Proyek terakhir itu digarap oleh anak perusahaan PTBA, Bukit Asam Trans Pacific Railway (BATR).
PTBA akan menggunakan pinjaman bank untuk membeli 20% saham BATR. Dengan pembelian itu, porsi kepemilikan PTBA di BATR naik menjadi 30%.
Total dana yang dibutuhkan PTBA untuk menambah kepemilikan di BATR US$ 320 juta. Sukrisno mengungkapkan, sekitar 85% dari kebutuhan biaya pembelian saham ditutup dengan pinjaman bank. Saham BATR yang akan diambil alih PTBA saat ini dimiliki oleh Rajawali Corporation.
Pemegang saham BATR yang lain saat ini adalah China Railway Engineering dengan porsi kepemilikan 10% dan Rajawali Corporation (80%). Jalur kereta api sepanjang 308 kilometer itu menghubungkan Bangko Tengah ke Lampung, untuk mengangkut batubara.
Terkait akuisisi tambang batubara yang gagal dilakukan tahun 2010, PTBA akan kembali melirik perusahaan tambang lain. "Akuisisi kan tidak bisa langsung selesai. Tahun ini kita masih survei-survei. Selain faktor kandungan batubara, akuisisi ini juga mempertimbangkan infrastruktur yang ada," papar Sukrisno.
Danny Eugene, Analis Mega Capital Indonesia memperkirakan, harga rata-rata batubara PTBA di 2011 US$ 89,23 per ton, naik 12,66% dari harga rata-rata 2010, US$ 79,20 per ton. Danny menilai harga saham PTBA bisa naik hingga Rp 28.300 per saham.
Pada penutupan Selasa (4/1), harga PTBA naik 3,97% menjadi Rp 24.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News