kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasca koreksi teknikal, minyak WTI berbalik arah


Minggu, 03 September 2017 / 12:04 WIB
Pasca koreksi teknikal, minyak WTI berbalik arah


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pasca tertekan cukup dalam akibat serangan Badai Harvey di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu, harga minyak mentah West Texas Intermediate / WTI akhirnya kembali merangkak naik. Analis menduga, minyak mengalami koreksi teknikal karena harganya sudah berada pada titik yang rendah dalam beberapa hari terakhir. Menurut analis, hingga kini, masih belum ada sentimen positif yang bisa menggerakkan harga.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (1/9), harga minyak WTI kontrak pengiriman Oktober 2017 ditutup menguat 0,13% ke level US$ 47,29 per barel. Sedangkan jika dibandingkan pekan sebelumnya harga masih terkoreksi 1,21%.

Nizar Hilmy, analis PT Soe Gee Futures menilai, sebenarnya saat ini harga minyak WTI tengah berada dalam posisi stabil. Dibandingkan hari sebelumnya, pergerakannya tidak banyak mengalami perubahan. Pada awal sesi, harganya sempat turun ke level US$ 50 per barel.

“Ini teknikal rebound saja karena sudah jatuh dalam beberapa hari,” tandasnya kepada Kontan akhir pekan ini.

Ia cenderung melihat minyak WTI tengah mengabaikan sejumlah sentimen positif yang melingkupinya. Rilis data cadangan Amerika Serikat (AS) yang disampaikan oleh Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (30/8) terkait penurunan cadangan minyak negeri Paman Sam sekitar 5,4 juta barel pada pekan yang berakhir 25 Agustus tak mampu langsung mengangkat harga.

Ditambah lagi, Badai Harvey yang menimbulkan kerusakan pada sejumlah lokasi penyulingan minyak ternyata justru membuat harga semakin melemah. Padahal seharusnya badai tersebut bisa menekan produksi minyak AS karena terhentinya sekitar 4,2 juta barel produksi.

“Pasar malah beranggapan Badai Harvey berpotensi membuat stok minyak menumpuk sehingga menekan harga,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×