kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasca hasil The Fed, Dollar AS keok


Jumat, 12 Juli 2013 / 07:10 WIB
Pasca hasil The Fed, Dollar AS keok
ILUSTRASI. Inilah 4 Kandungan Skincare untuk Memudarkan Flek Hitam Pada Wajah


Reporter: Cindy Silviana Sukma, Sunarti Agustina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sebagian besar mata uang dunia. Pengumuman hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dan pernyataan Gubernur The Federal Reserve Ben S Bernanke untuk tetap menjalankan pelonggaran stimulus moneter menjadi salah satu penyebab dollar AS melemah.

Pasangan EUR/USD, Kamis (11/7) pukul 18.30 WIB, menguat 0,68% menjadi 1,3067 dibandingkan sehari sebelumnya. Pairing AUD/USD naik 0,41% menjadi 0,9210, dan pasangan USD/JPY turun 0,41% menjadi 99,41.

Pada pengumuman hasil rapat FOMC itu tersirat sebagian anggota The Fed menginginkan program pembelian obligasi sebesar US$ 85 juta per bulan tetap berjalan hingga akhir tahun. Padahal, sebelumnya, spekulasi pasar cenderung memperkirakan The Fed akan memangkas stimulus pada September. Sejumlah pejabat The Fed menginginkan data ketenagakerjaan AS bisa lebih tinggi lagi sebelum stimulus dipangkas.

Suluh Wicaksono, analis Millenium Penata Futures, mengatakan, pelemahan dollar AS telah mendongkrak kenaikan mata uang lain. "Pernyataan Ben Bernanke untuk terus mempertahankan suku bunga rendah demi mendongkrak perekonomian AS, sontak membuat dollar AS melemah," ujar Suluh.

Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pasangan AUD/USD menguat hanya karena terimbas pelemahan dollar AS. Soalnya, dollar Australia sebenarnya masih mengalami tekanan, karena secara fundamental kondisi perekonomian Australia masih cukup rapuh.

Sementara, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures bilang, untuk pasangan valuta asing USD/JPY, pelemahan  tidak akan berlangsung lama, karena potensi koreksi mata uang yen Jepang cenderung lebih besar. Sebab, Bank of Japan (BoJ) masih konsisten untuk mempertahankan kebijakan moneter selama dua tahun mendatang yang akan menekan yen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×