kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar terpapar corona (Covid-19), GEMA stop sementara anak usaha


Senin, 20 April 2020 / 18:38 WIB
Pasar terpapar corona (Covid-19), GEMA stop sementara anak usaha
ILUSTRASI. Produsen Vivere, PT Gema Graha Sarana Tbk


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Produsen Vivere, PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) hentikan sementara kegiatan produksi anak usaha tidak langsung, yakni PT AIDA Rattan Industry (Aida). Penghentian produksi sementara dilakukan mulai 20 April sampai 1 Juni 2020.

Dalam surat manajemen GEMA ke Otoritas Jasa Keuangan, Senin 20 April, penghentian sementara produksi anak usaha tak langsung operasi Aida demi mencegah penyebaran pandemi virus corona  (Covid-19), baik di Indonesia dan di luar negeri.

“Kondisi ini berdampak pada pasar Aida di luar negeri. Dengan adanya keputusan beberapa negara customer yang menerapkan lockdown, pengiriman produksi perseroan juga terhalang maupun tertunda,” ujar Corporate Secretary Gema Grahasarana Ferlina Sutandi dalam surat tersebut, Senin (20/4).

Aida Rattan Industry adalah anak usaha tidak langsung GEMA. Di akuisisi tahun 2016, Aida  memproduksi hi-craft rattan dengan pangsa pasar ke Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Asia.

Hanya, penghentian sementara ini ini diyakini tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha perseroan. Pasalnya kontribusi pendapatan Aida Rattan Industry terbilang masih kecil terhadap GEMA.

Gema Graha Sarana (Vivere Group) mulai beroperasi tahun 1984. Perusahaan ini memiliki lima pabrik yakni di Cikarang (3 pabrik), Cikande dan Tangerang.

Adapun GEMA memiliki anak usaha  PT Prasetya Gema Mulia (PGM), PT Laminatech Kreasi Sarana (LKS) dan PT Vivere Multi Kreasi (VMK). Dan pada tahun 2016, lewat Laminatech (LKS), Gema mengakuisisi Aida Rattan, perusahaan yang berbasis di Cirebon untuk memproduksi furnitur rotan berkualitas tinggi dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang dikombinasikan dengan desain dan teknologi Jerman.

Merujuk keterbukaan perusahaan ini, sebelumnya, GEMA bersama dengan Dedy Rochimat (Dirut GEMA) melakukan transaksi penambahan penyertaan modal ke PT Vivere Multi Kreasi (VMK) sebagai entitas anak usaha. Nilai aksi korporasi ini sekitar Rp 30 miliar.

Perincian suntikan modal itu adalah sebanyak Rp 29,99 miliar dari GEMA dan Direktur Utama GEMA Dedy Rochimat senilai Rp 9 juta. Aksi korporasi ini dilakukan untuk memperbaiki struktur permodalan dan penambahan modal kerja dengan tetap mempertahankan presentase kepemilikan saham perseroan dan Dedy Rochimat di VMK.

Berdasarkan laporan keuangan GEMA, hingga kuartal III-2019, pendapatan neto perusahaan ini sebesar Rp 844,25 miliar, turun 8,88% dari periode sama tahun sebelumnya Rp 926,54 miliar.

Namun laba neto yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencatatkan pertumbuhan 8,76% menjadi Rp 20,11 miliar, dibanding periode sama 2018 sebesar Rp 18,49 miliar.

Sementara pada periode kuartal III 2019, aset GEMA juga mengalami penurunan menjadi Rp 959,57 miliar dari kuartal III 2018 sebanyak Rp 986,79 miliar.

Total liabilitas GEM tercatat sebesar Rp 554,16 miliar, turun  dari sebelumnya Rp 560,75 miliar. Sementara total ekuitas sebanyak Rp 405,41 miliar, turun dari kuartal III-2018 sebesar Rp 426,04 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×