Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Penawaran sukuk ritel Seri SR-002 telah berakhir, Jumat pekan lalu. Namun, Anda tidak perlu kecewa jika belum kebagian. Investor masih bisa memburunya di pasar sekunder atau masuk melalui reksadana berbasis sukuk ritel, yang marak ditawarkan para manajer investasi (MI).
Harsya Prasetyo, Vice President Investment and FX Sales Head Citibank Indonesia, bilang, investor yang belum kebagian jatah sukuk ritel masih punya beberapa pilihan untuk mendapatkannya. "Ada beberapa perusahaan investasi yang mengeluarkan produk reksadana berbasis sukuk. Hal ini semakin menarik bagi investor," ujarnya, kemarin.
Tak hanya itu, investor juga bisa memburu sukuk ritel di pasar sekunder. Menurut Harsya, Citibank Indonesia sebagai salah satu agen penjual sukuk ritel akan ikut meramaikan pasar sekunder. "Biasanya, ada investor yang merasa cukup dengan capital gain yang diperoleh dan akhirnya mereka melepas sukuk ritelnya," ujar dia.
Menurutnya, investor yang ingin membeli sukuk ritel di pasar sekunder harus siap membayar sesuai harga pasar. Kalau harga pasar sedang naik, tentunya investor harus merogoh kocek lebih dalam. Jadi, sebaiknya investor menunggu sampai harga sukuk ritel turun dulu.
Pasokan terbatas
Persoalannya, perlu diingat bahwa investor akan bersaing dengan para MI yang juga memburu sukuk ritel di pasar sekunder. Jika MI memborong sukuk ritel sebagai portofolio dalam reksadana terproteksi, pasar surat utang jenis ini tidak akan likuid. "Bagaimanapun, investasi pada sukuk ritel ini masih menguntungkan jika dibandingkan tren bunga bank yang stagnan," kata Harsya.
Oktaviano Bramantya, Analis Obligasi Trimegah Securities, menilai pasar sekunder sukuk ritel akan sangat tergantung pada tipe investor. "Bagi investor yang membutuhkan cash flow, lebih baik beli sukuk ritel melalui pasar sekunder," ujarnya. Adapun investor yang berniat berinvestasi dalam jangka panjang lebih cocok membeli produk reksadananya.
Dia memperkirakan, pasar sekunder sukuk ritel tidak akan selikuid pasar obligasi korporasi. "Jumlahnya hanya Rp 8 triliun, itu masih sangat sedikit," ujarnya. Jika ditambah dengan nilai SR-001, maka total jumlah pasokan sukuk ritel Rp 13,59 triliun. Angka itu masih lebih kecil ketimbang obligasi korporasi yang aktif diperdagangkan, senilai Rp 30 triliun.
Farid A. Nasution, Fix Income Sales Bahana Securities, melihat kecenderungan investor SR-002 bakal menyimpan sukuk ritel tersebut untuk jangka panjang. "Harganya memang bisa naik, tapi kenaikannya kemungkinan masih terbatas," jelasnya.
Ia menambahkan, investor bakal lebih untung jika ingin membeli sukuk ritel dalam bentuk reksadana. "Apalagi, reksadana masih bebas pajak hingga tahun 2012," katanya.
Inkawan D. Jusi, Senior Vice President Wealth Management Group Bank Mandiri, menyarankan para investor yang tidak kebagian sukuk ritel untuk masuk ke reksadana berbasiskan surat utang itu. Saat ini, ada beberapa MI menawarkan reksadana itu, seperti Danareksa dan Mandiri Manajemen Investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News