Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas memprediksi, pasar saham akan lebih stabil pada semester II 2023. Hal ini seiring dengan aliran dana asing yang diperkirakan akan kembali ke pasar ekuitas.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi meyakini, faktor eksternal akan mulai stabil dan suku bunga acuan telah mencapai titik puncaknya. The Fed bahkan mungkin saja akan menurunkan suku bunga acuannya dalam beberapa bulan mendatang.
“Kondisi tersebut meningkatkan kemungkinan investor kembali berinvestasi dan membangun kembali portofolio mereka,” ucap Prasetya dalam risetnya, Jumat (23/6).
Baca Juga: IHSG Turun 0,88% Dalam Sepekan, Masih Berpeluang Lanjutkan Pelemahan di Pekan Depan
Di tengah kekhawatiran resesi global, Samuel Sekuritas yakin Indonesia dapat menjadi salah satu pasar negara berkembang yang paling populer.
Ekonomi Indonesia yang mayoritas bertumpu pada pasar domestik menjadikannya relatif tangguh di tengah badai resesi. Belanja terkait pemilu juga akan mendorong ekspansi ekonomi Indonesia di paruh kedua tahun ini.
Tidak hanya dana asing, Prasetya memperkirakan investor lokal juga akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di semester II 2023. Pemain lokal bakal lebih banyak menginvestasikan dananya di pasar saham seiring dengan keyakinan bahwa suku bunga acuan telah mencapai puncaknya dan IHSG diperdagangkan pada valuasi menarik.
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana saham lokal memiliki tingkat kas sebesar 14,3% di Mei 2023. Meskipun lebih rendah dari level bulan sebelumnya di 16,6%, angka ini masih lebih tinggi dari rata-rata 10 tahun sebesar 10,2%.
Selain itu, Prasetya meyakini, bakal ada pemulihan yang kuat pada ekonomi China. Peningkatan pendapatan dan permintaan yang tertekan selama lockdown Covid-19 akan mendukung pertumbuhan ekonomi China di semester II 2023.
Mengingat valuasinya yang masuk akal dan pertumbuhan pendapatan rata-rata saham di China yang mencapai belasan persen, ada potensi arus modal asing akan masuk ke China dalam jumlah besar. Hal itu akan berdampak positif bagi neraca perdagangan Indonesia, khususnya ekspor komoditas.
“Jika China dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan PDB sebesar 5,5% pada tahun 2023, kami yakin defisit transaksi berjalan Indonesia akan tetap terkendali di -0,1% dari PDB,” tutur Prasetya.
Baca Juga: IHSG Turun 0,88% Sepekan, Ini Top Gainers & Losers Serta Net Buy & Sell Terbesar
Melihat faktor-faktor di atas, Samuel Sekuritas mempertahankan target IHSG tahun 2023 di 7.600 dengan P/E 15,0x. Samuel Sekuritas overweight di bank, consumer staples, dan telekomunikasi karena dianggap punya momentum pertumbuhan yang kuat.
Ketiga sektor tersebut akan tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan laba IHSG di tahun 2023. Prasetya optimistis margin sektor perbankan Indonesia akan membaik pada kuartal-kuartal mendatang karena sejumlah bank masih memiliki likuiditas melimpah dan mampu membatasi penurunan margin menjadi hanya 20 bps QoQ meskipun ada kenaikan suku bunga deposito sebelum Ramadan/Idul Fitri.
Kemudian, emiten consumer staples dalam coverage Samuel Sekuritas diprediksi akan membukukan pertumbuhan positif sepanjang sisa tahun ini. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi, kenaikan upah minimum, momentum pemilu, dan strategi ekspansi.
Untuk sektor telekomunikasi, Samuel Sekuritas melihat potensi katalis positif dari trickle-down effect pada semester II dari pemilu serta persaingan yang lebih matang di industri telekomunikasi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News