Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) segera memiliki gubernur baru seiring berakhirnya masa jabatan Agus Martowardojo. Jika lolos ujian DPR, hampir pasti, Perry Warjiyo menggantikan posisi Agus sebagai Gubernur BI.
Pelaku pasar pun mencermati pergantian ini. Arah suku bunga acuan BI pada kepemimpinan bank sentra mendatang menjadi pusat perhatian pelaku pasar.
Vice President Research & Analyst Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menyebut, pemimpin BI periode 2018-2023 harus memperhatikan posisi rupiah untuk menentukan tingkat suku bunga. "Jika rupiah terus melemah, mau tidak mau BI harus menaikkan suku bunga," ungkap dia, Selasa (6/3).
Mengerek suku bunga memang bukan langkah populer untuk menjaga stabilitas rupiah. Namun langkah ini layak dicoba, daripada pemerintah harus mempertaruhkan cadangan devisa. "Selama ini BI masih kukuh mengatakan punya cadangan devisa yang bagus. Tapi harus berhati-hati, karena nantinya pelaku pasar bisa menguji coba," kata dia.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee berpendapat, pelemahan rupiah saat ini lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Jika memang diperlukan, BI bisa mengintervensi pasar untuk menjaga stabilisasi nilai tukar.
Hans bilang, figur Perry sebagai kandidat tunggal Gubernur BI cukup dekat dengan pemerintah. Dus, Investa memprediksi kebijakan BI akan bertema populis. "Kemungkinan untuk menaikkan suku bunga kecil, meski ekspektasi untuk menurunkan suku bunga juga berkurang setelah kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga semakin besar," tambah Hans.
Secara umum, dia melihat prosesi pergantian Gubernur BI akan direspons positif oleh pelaku pasar. Pada April 2018, di mana masa jabatan Agus Martowardojo habis, Hans memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat di rentang 6.450-6.750. "Pada Mei mungkin akan koreksi di rentang 5.850-6.500," tambah Hans.
Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman menilai Perry adalah sosok bankir bank sentral yang dikenal luas oleh pelaku pasar finansial di Indonesia. Pelaku pasar beranggapan Perry sudah teruji dan berpengalaman di bidang moneter. "Pasar berharap kebijakan moneter ke depan bisa selaras dengan kebijakan fiskal pemerintah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar Norico.
Selain itu, stabilitas nilai tukar dan inflasi yang rendah menjadi harapan pelaku pasar. Hal ini dapat menjaga iklim investasi yang kondusif. Adapun setelah pergantian gubernur nantinya, Norico merekomendasikan pelaku pasar tetap memantau kebijakan suku bunga acuan BI.
Perubahan Gubernur BI juga tak akan mengubah target IHSG BNI Sekuritas. Secara moderat, Norico masih menargetkan IHSG di akhir 2018 mencapai 6.890. Untuk level optimistis, IHSG bisa berpotensi ke level 7.270.
Head of LOTS Services Lotus Andalan Sekuritas Krishna Dwi Setiawan juga memprediksi arah kebijakan BI di bawah kepemimpinan Perry akan sesuai ekspektasi pasar. Sebab, Perry muncul dari internal BI. "Setiap kebijakan BI selama ini tentu lewat pertimbangan dia. Garis kebijakannya tak akan berbeda jauh dari pemimpin sebelumnya," tambah Krishna.
Adapun selama ini kebijakan BI, menurut Krishna, cenderung minim kejutan dan mudah diprediksi. Hal ini sejalan dengan sikap pelaku pasar yang kurang menyukai ketidakpastian. "Akan diterima dengan baik oleh pasar," tutur Krishna.
Di periode pergantian Gubernur BI pada April-Mei nanti, Krishna memprediksi IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.350 hingga 6.550.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News