Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar ritel di bisnis telekomunikasi mulai jenuh. Maka, operator telekomunikasi menggarap segmen korporasi dan enterprise. Salah satunya Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang menggarap sektor business to business (B2B) melalui Indosat Business.
Direktur dan Chief Business Officer IOH, Muhammad Buldansyah menyatakan, ke depan kontribusi Indosat Business akan semakin besar. "Pangsa pasar ritel makin terbatas. Segmen business to consumer (B2C) menjadi rebutan antaroperator. Maka, B2B akan menjadi mesin pertumbuhan baru," terang Danny, Jumat (25/8).
Saat ini kontribusi Indosat Business ke emiten berkode saham ISAT itu sekitat 15%. Pada semester I 2023, pendapatan ISAT mencapai Rp 24,7 triliun, naik 9,53% dibandingkan periode sama tahun lalu.
Artinya, pendapatan Indosat Business sekitar Rp 3,7 triliun. "Kami memperkirakan kontribusi pendapatan Indosat Business bisa mencapai 20% pada tahun 2026," terang Danny.
Baca Juga: Proyeksi Ada Kenaikan Trafik Jelang Pemilu 2024, Begini Persiapan Indosat Ooredoo
Indosat menghubungkan jaringan sekaligus penyedia solusi dan menjadi partner digital enterprise di Indonesia. Sat ini Indosat Business telah melayani lebih dari 1.000 enterprise dari berbagai skala di Tanah Air.
Indosat menyebut, dengan memakai solusinya, perusahaan bisa fokus menjalankan core bisnis mereka. Sementara Indosat mendukung sektor enterprise masing-masing perusahaan baik itu sektor finansial, energi dan sumber daya alam, hingga wholesale.
Solusi enterprise ISAT mencakup berbagai sektor bisnis. Mulai dari perbankan dan finansial, pemerintah dan layanan publik, manufaktur dan rantai pasokan, edukasi, wholesale, serta energi dan sumber daya alam. Salah satunya solusi smart mining. Indosat mengklaim, solusi ini bisa meningkatkan efisiensi perusahaan tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













