kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar relatif stabil, AUM reksadana bisa kembali naik


Jumat, 10 Agustus 2018 / 19:36 WIB
Pasar relatif stabil, AUM reksadana bisa kembali naik
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Dimas Andi | Editor: Agung Jatmiko

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai stabilnya pasar finansial Indonesia diyakini akan membuat dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana kembali tumbuh positif di bulan Agustus.

Sebagai informasi, Infovesta Utama mencatat, dana kelolaan reksadana naik Rp 8,72 triliun pada bulan Juli lalu menjadi Rp 468,72 triliun. Adapun secara year to date (ytd), dana kelolaan reksadana sudah melonjak Rp 28,72 triliun. Nilai dana kelolaan ini belum termasuk reksadana berbasis dollar AS dan reksadana penyertaan terbatas.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana optimistis, dana kelolaan industri reksadana bisa kembali tumbuh pada bulan Agustus ini. Terlebih lagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat bergerak lebih stabil sepanjang bulan ini berlangsung. Jika IHSG mampu mempertahankan posisinya hingga akhir bulan, besar kemungkinan reksadana saham mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan paling tinggi.

Memang, industri reksadana belum sepenuhnya lepas dari risiko. Salah satu sentimen yang mendapat perhatian lebih adalah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS di bulan September. Wawan bilang, sentimen tersebut bisa kembali memanas di pertengahan hingga akhir bulan nanti.

Namun, karena para investor sudah memprediksi frekuensi kenaikan suku bunga acuan AS di sisa tahun ini, tekanan akibat sentimen tersebut tidak akan terlalu membebani pasar finansial seperti yang terjadi pada kuartal kedua silam. Alhasil, nilai dana kelolaan reksadana masih bisa menanjak.

“Tekanannya mungkin tidak sebesar dahulu, apalagi inflasi masih rendah dan pertumbuhan ekonomi berhasil naik,” ucap Wawan, Jumat (10/8).

Senada, Farash Farich, Head of Investment Avrist Asset Management menilai, sekalipun pasar saham dan obligasi Indonesia kembali tertekan, dana kelolaan industri reksadana tak lantas mengalami penurunan.

Pasalnya, masih ada peluang peluncuran sejumlah reksadana terproteksi baru yang dapat mengangkat nilai dana kelolaan reksadana tersebut sekaligus mengimbangi potensi penurunan dana kelolaan reksadana saham dan pendapatan tetap.

“Ada kemungkinan investor segera merealisasikan keuntungan di bulan Juli-Agustus untuk kemudian diamankan di reksadana pasar uang dan terproteksi,” sambung Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×