Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar obligasi melanjutkan pelemahan kembali seperti hari sebelumnya di tengah-tengah sentimen negatif yang terus berdatangan. Meski pasar obligasi memiliki tingkat volatilitas yang baik, rentang pergerakan yang minim menjadi hambatan bagi investor untuk masuk ke dalam pasar obligasi.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, peluang pasar obligasi mengalami penguatan masih ada. Namun, ia menilai karena banyaknya sentimen yang ada peluang obligasi turun di pekan ini lebih besar.
Sentimen pertama adalah Amerika Serikat (AS) menambahkan 28 perusahaan China dan agensi baru ke dalam daftar hitamnya. Daftar hitam baru Departemen Perdagangan Amerika itu fokus terhadap perusahaan China yang melakukan bisnis di AS dengan spesialisasi di bidang Artificial Intelligence, machine learning, dan pengawasan digital.
Badan Intelijen Amerika mengatakan apabila AS memberikan China izin terhadap peralatannya dalam membangun infrastruktur di AS, hal itu justru akan melemahkan kemampuan negara Paman Sam itu untuk mempertahankan diri. Alasan lainnya pertambahan daftar hitam itu dikarenakan adanya masalah hak asasi manusia yang telah terjadi di Xinjiang, China.
Nico menilai kondisi ini akan memperkeruh dan meningkatkan tensi pertemuan antara AS dan China yang direncanakan berlangsung pada pekan ini. Terbukti dari Wakil PM China Liu He yang menyebutkan akan mempersingkat rencana tinggalnya di Washington. Ia akan kembali ke negaranya pada hari Jumat dan bukan hari Sabtu seperti yang ditetapkan sebelumnya.
Sentimen kedua, AS memberlakukan pembatasan visa pada beberapa pejabat China yang diyakini terlibat dalam penahanan dan penyalahgunaan kekuasaan terhadap kelompok minoritas Muslim di Xinjiang.
China melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negerinya Geng Shuang mengatakan pihaknya mendesak AS untuk segera menarik keputusan yang relevan dan berhenti mencampuri urusan dalam negeri mereka.
Terlebih lagi, ada sentimen mengenai Gedung Putih juga mulai membahas pembatasan investasi dana pensiun AS untuk berinvestasi di saham-saham perusahaan China yang listing di bursa Amerika.
Berdasarkan sentimen-sentimen tersebut, Pilarmas Investindo Sekuritas melihat permasalahan antara AS dan China berpeluang menjadi lebih parah. Oleh karena itu, Pilarmas memproyeksikan pasar obligasi kembali melemah pada perdagangan hari ini dan merekomendasikan investor untuk wait and see.
Selain itu, Pilarmas memproyeksikan jika dalam waktu jangka pendek tren obligasi bertenor 10 tahun sedang naik, maka yield berpotensi menguat ke 7,28%. Sedangkan, jika dalam waktu jangka panjang tren obligasi sedang turun, yield berpotensi menguat ke 7,65%.
Sementara, obligasi yang dinilai menarik adalah seri FR68 bertenor 15 tahun, FR78 bertenor 10 tahun, serta FR79 bertenor 20 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News