Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pasar modal Indonesia akan membaik pada awal tahun ini, khususnya pada bulan Januari 2016. Pasalnya, ada kecenderungan terjadinya January Effect yang merupakan fenomena tahunan yang terjadi pada pasar modal yang ditandai dengan menguatnya harga-harga saham di bulan Januari.
Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia melihat bahwa kemungkinan terjadinya January Effect di pasar modal Indonesia sangat terbuka. Artinya, saham-saham yang tertekan pada Desember lalu akan kembali rebound akibat kembalinya investor melakukan aksi pembelian.
"January Effect itu saham yang banyak ditekan di bulan Desember akan mengalami rebound di Januari. Kan selama Desember dilepas soalnya performance tahun itu enggak bagus, tapi di Januari saham mereka akan bergerak naik," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (3/1).
Menurutnya, January Effect merupakan fenomena di mana investor akan menggunakan outlook dan analisis terbaru mereka untuk memproyeksikan harga saham. Pada Desember, investor akan melakukan balancing terhadap small cap untuk dipindahkan ke saham blue chips. Tetapi pada Januari kondisinya justru akan tertukar.
January Effect merupakan pasangan dari Window Dressing yang akan selalu berkaitan. Artinya fund manager akan melakukan penjualan saham menjelang tutup tahun untuk memperbaiki portofolio dan memburu saham-saham jagoan yang dinamakan window dressing, sedangkan pada bulan Januari justru berlaku kebalikan.
Menurutnya, pada aksi January Effect ini saham-saham di sektor konstruksi akan meningkat. Sebabnya, proyek-proyek konstruksi pemerintah baru akan dikerjakan pada bulan Januari. Selain itu, saham semen, alat berat, properti, dan infrastruktur juga akan menguat.
"Kalau saya melihat, January Effect itu akan bagus untuk saham konstruksi karena Desember masih ditekan. Konstruksi kan juga harapan orang-orang kan banyak proyek yang ditenderkan. January Effect itu yang bikin saham sektor konstruksi akan bergerak tapi kita lihat nanti bagaimana," lanjutnya.
Sektor perbankan punya daya tarik
Di sektor perbankan, kendati pada Desember juga masih ditekan namun tidak akan bergerak terlalu signifikan. Ia menyebut perbankan masih belum terlihat akan naik tajam karena January Effect. Tetapi yang jelas, sektor konstruksi yang didorong oleh proyek-proyek pemerintah yang akan berdampak positif.
Lucky Bayu Purnomo, Analis LBP Enteprise justru mengatakan bahwa saham perbankan akan turut naik disaat January Effect. Pasalnya, perbankan masih memiliki daya tarik, seperti juga saham-saham di sektor infrastruktur. Ia justru melihat kenaikan di sektor perbankan akan mengimbangi sektor konstruksi.
"Saya melihat sektor konstruksi dan perbankan akan baik seiring dengan January Effect ini. Keduanya memang kan diprediksi bersinar di tahun ini apalagi sentimen global juga positif terbukti melalui The Fed menaikan suku bunga," ujarnya.
Lucky bilang sentimen global masih positif terbukti dengan penutupan indeks pada akhir tahun lalu yang semua bergerak membaik. Selain itu adanya kepastian kenaikan suku bunga The FEd memberikan gambaran bahwa ada kepercayaan bahwa pasar global sudah membaik.
"January Effect akan terjadi karena kita perhatikan harga komoditas minyak emas dan berikut dgn indeks pada kawasan global menguat jelang akhir penutupan tahun lalu. Sehingga sentimen positif yang belum sempat direalisasikan di Asia khususnya maka besok pas pembukaan atau bulan Januari keseluruhan akan membaik," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News