Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hari ini rupiah masih rentan jatuh. Pencapaian surplus neraca perdagangan tak mampu melawan spekulasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat. Di pasar spot, Selasa (15/9), rupiah tumbang 0,52% menjadi Rp 14.408 per dollar AS. Ini level termurah sejak Juli 1998.
Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, mata uang Garuda keok 0,34% ke Rp 14.371 per dollar.
Research and Analyst Divisi Tresuri Bank BNI Trian Fathria bilang, meski neraca perdagangan Agustus surplus, tapi tidak sebesar bulan Juli. Ini menggerus keyakinan pasar terhadap rupiah. Sementara, dari eksternal, rupiah juga terimbas pelemahan bursa China.
Tonny Mariano, Analis Esandar Arthamas Berjangka, menilai, secara psikologis, rupiah masih lemah. Pelaku pasar belum melihat bukti perbaikan ekonomi. Dus, mereka berlindung memegang dollar, apalagi mengantisipasi keputusan suku bunga The Fed. "Ini yang memicu rupiah rentan melemah," ujarnya.
Tonny menduga, hari ini, rupiah di antara Rp 14.350- Rp 14.425. Menurut Trian, apapun keputusan The Fed, tetap berefek negatif bagi rupiah. Tapi, jika ada kepastian kenaikan suku bunga, pelemahannya akan lebih tipis. Prediksinya, hari ini, rupiah bergulir di rentang Rp 14.375-Rp 14.435 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News