kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar lokal cermati arah bunga The Fed


Selasa, 12 Juni 2018 / 11:15 WIB
Pasar lokal cermati arah bunga The Fed


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham domestik tidak beraktivitas selama sepekan ke depan karena libur lebaran. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali dibukan pada Rabu (20/6) pekan depan.

Meski pasar lokal libur, para investor tetap harus memantau pergerakan bursa regional yang tetap bertransaksi. Dalam kurun waktu sepekan ke depan, ada beberapa kejadian yang tak bisa lepas dari pantauan pelaku pasar.

Salah satunya adalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 12 Juni hingga 13 Juni waktu Amerika Serikat (AS). Isu yang paling dinantikan adalah kebijakan suku bunga acuan The Fed.

Head of Research Bahana Sekuritas Andri Ngaserin memperkirakan, bulan ini The Fed belum akan mengerek suku bunga acuan. Dengan begitu, seharusnya bisa berdampak positif ke pasar. Jika ternyata suku bunga acuan The Fed naik, maka hal itu masih sesuai prediksi awal pasar. "Yang jadi perhatian sebenarnya bukan naik atau tidak, tapi apakah The Fed akan bersikap hawkish atau dovish, itu yang ditunggu," kata Andri, Senin (11/6).

Fokus pasar

Menurut dia, sentimen perdagangan pasar saham Indonesia pada pekan depan tidak hanya didominasi hasil pertemuan FOMC. Setidaknya ada tiga sentimen yang lebih penting menjadi perhatian saat pembukaan perdagangan bursa pekan depan.

"Secara umum investor akan melihat perkembangan imbal hasil obligasi AS untuk 10 tahun, perkembangan harga minyak, serta konsumsi domestik saat lebaran," ungkap Andri. Jika kondisi tersebut sesuai ekspektasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi dibuka menguat pada awal pekan depan.

Dalam jangka panjang, Bahana Sekuritas melihat pasar saham masih bullish. "IHSG bisa kembali ke level 6.600, di mana sebelumnya sempat terkoreksi ke 5.800 dan sudah sempat rebound ke 6.200. Mungkin butuh waktu 2-3 bulan," ungkap Andri.

Analis Senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar memperkirakan, pada pekan depan pelaku pasar cenderung melakukan penyesuaian. Ini menyebabkan pasar berpotensi melemah.

Apalagi, pasar akan merespons hasil rapat FOMC pekan ini. Paramitra Alfa Sekuritas memperkirakan bulan ini The Fed akan menaikkan suku bunga acuan. "Apalagi tahun ini The Fed menargetkan kenaikan bunga sebanyak 3-4 kali. Mengingat bulan lalu The Fed mempertahankan bunga acuan, maka bulan ini bisa naik," kata William.

Jika ternyata The Fed kembali mempertahankan suku bunga, pasar akan bergerak menguat. "Penutupan Jumat kemarin sempat tertekan, sekarang (pembukaan perdagangan) fokus pasar adalah hasil FOMC. Jadi lebih ke psikologis pasar," ujar William.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, jika The Fed memutuskan hawkish bulan ini, maka dollar AS berpotensi menguat, diikuti pelemahan nilai tukar rupiah dan IHSG bisa terkoreksi. "Mungkin akan dibuka dengan gap ke bawah. Namun, peluang rebound masih terbuka lebar, karena ini merupakan posisi tepat untuk mengakumulasi beli karena sudah dianggap murah bagi saham yang terkoreksi," kata dia.

Apabila hasil rapat FOMC cenderung dovish, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak normal dan IHSG cenderung menguat. Sehingga, sikap investor lebih stabil karena sesuai ekspektasi dan menyerahkan sentimen sepenuhnya pada mekanisme pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×