Reporter: Petrus Dabu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu per satu pemain kripto global masuk ke pasar Indonesia. Di awal 2019 ini,Updit, exchange kripto asal Korea Selatan yang berdiri tahun 2017 lalu, mulai beroperasi di Indonesia sejak, Selasa (29/1). Sebelumnya, Upbit sudah beroperasi di Singapura dan Korea Selatan.
Upbit bukanlah pemain kecil di jagat kripto saat ini. Mengutip data Coinmarketcap per Selasa (29/1) malam, dari 100 exchange kripto terbesar di dunia, Upbit berada pada urutan ke-33 dengan volume transaksi dalam 30 hari terakhir hingga Selasa malam mencapai US$ 4,6 miliar.
Upbit menggebrak pasar Indonesia dengan menawarkan lebih dari 150 aset kripto diantaranya ETH, BTC, Icon (ICX) dan Ripple (XRP).Tak hanya itu, sebagai pemanis, Upbit pun membagikan 250.000 token ICX senilai Rp 1 miliar kepada 2.500 pengguna pertama di Indonesia.
Alex Kim, CEO Upbit Asia Pasifik mengatakan, Indonesia dipilih karena di negara ini animo masyarakat terhadap kripto aset cukup tinggi. "Melihat ekosistem positif yang ada serta potensi dan perkembangan kripto aset di Indonesia, kami optimis Indonesia akan memainkan peran utama dalam strategi ekspansi Upbit Asia Pasifik," ujarnya di Jakarta, Selasa (29/1).
Upbit bukanlah exchange kripto luar pertama yang masuk ke pasar Indonesia. Saat kripto belum begitu populer di Indonesia, tahun 2015 lalu, Luno yang berkantor pusat di London sudah masuk ke Indonesia. Hingga kini Luno hanya memperdagangkan dua aset kripto yaitu Bitcoin (BTC) dan Etherum (ETH). Berdasarkan data Coinmarketcap, Luno kini berada pada urutan ke-90 dari 100 exchange kripto terbesar dunia dengan jumlah transaksi dalam 30 hari terakhir sebesar US$ 90,4 juta.
Setelah Luno, tahun 2018 lalu makin banyak exchange kripto asing yang mencari cuan di pasar Indonesia. Dalam catatan Kontan.co.id, setidaknya ada dua bursa jual beli aset digital besar yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun lalu.
Pertama, Coinone asal Korea Selatan yang beroperasi sejak Agustus dengan nama Coinone Indonesia. Secara global, volume transaksi Coinone mencapai sekitar US$ 275 juta dalam sebulan terakhir dan berada pada urutan ke 73 dari 100 bursa kripto terbesar dunia.
Kedua, Huobi yang beroperasi sejak awal September 2018 di Indonesia. Ini adalah exchange kripto terbesar keenam di dunia dengan volume transaksi dalam 30 hari terakhir mencapai US$ 9,5 miliar.
Selain dua exchange kripto besar ini, pada akhir Agustus investor asal Malaysia juga mendirikan Bitradx di Indonesia. Pantauan Kontan.co.id, saat ini Bitradx memperdagangkan BTC, ETH dan BTX.
Selain pemain asing, di Indonesia sendiri sudah ada sejumlah exchange kripto. Tahun 2014 lalu, Oscar Darmawan mendirikan Bitcoin.co.id yang kemudian bersalin nama menjadi Indodax pada 2018 lalu. Indodax kini masuk dalam jajaran 100 exchange kripto terbesar di dunia. Merujuk pada data Coinmarketcap, volume transaksi kripto di Indodax selama 30 hari terakhir mencapai US$93,94 juta atau sekitar Rp 1,31 trilun (kurs 14.000).
Selain Indodax, tahun 2014 Gabriel Rey asal Surabya mendirikan Triv yang memperjualbelikan BTC dan ETH.
Setelah kripto makin poluler sejak akhir 2017 lalu, menyusul harganya yang mencapai sekitar US$ 19.000, antusiasme orang Indonesia akan kripto ini makin tinggi. Indodax, sebagai exchange terbesar di Indonesia menuliskan saat ini jumlah penggunanya mencapai sekitar 1,5 juta, jumlah yang relatif besar untuk ukuran aset yang terbilang baru.
Bersamaan dengan popularitas kripto yang kian tinggi ini, sejumlah pegiat kripto dalam negeri pun makin banyak yang mendirikan exchange-exchange baru, terutama pada tahun 2018. Dalam catatam Kontan.co.id, sejumlah exchange yang didirikan tahun lalu di Indonesia antara lain Rekeningku.com, Tokocrypto, Nusax, Biido, dan Bitocto.
Lantas, apakah kehadiran pemain-pemain besar dari luar akan mematikan exchange-exchange lokal ini? Sumardi Fung, pendiri dan CEO Rekeningku.com mengatakan dari sisi investor atau trader, makin bayak exchange makin baik. "Karena memberikan banyak opsi," ujarnya.
Sebagai exchange, menurutnya, Rekeningku.com akan terus memberikan pelayanan yang baik bagi pengguna, terutama dari sisi keamanan transaksi dan likuiditas serta pelayanan yang baik. Misalnya dengan mempertahankan kecepatan pencairan atau withdrwal di bawah 30 menit. Dalam waktu dekat, katanya, Rekeningku.com juga akan meluncurkan mobile application. "Februari minggu ketiga kalau semua lancar akan rilis. Sekarang lagi security testing," ujarnya.
Sheila Suekto, Head of Business Strategy Coinone Indonesia mengatakan, makin banyaknya platform jual beli kripto luar yang masuk ke Indonesia membuktikan bahwa Indonesia memang pasar yang potensial untuk perkembangan industri ini. Kehadiran pemain-pemain baru ini juga, menurutnya akan membantu dari sisi edukasi ke market agar makin banyak orang Indonesia yang mengenal kripto.
Steven Suhadi, Ketua Asosiasi Blockchain Indonesia mengatakan orang Indonesia yang menggunakan kripto saat ini baru sekitar 1%. Tetapi, menurutnya trennya akan terus naik ke depan. Dan, menurutnya secara fundamental terutama dari sisi dukungan regulasi pemerintah juga makin membaik. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan misalnya sudah menerbitkan Permendag No 99 tahun 2018 pada September 2018 lalu yang memberikan status yang jelas kepada kripto yaitu sebagai komoditas.
Namun, memang masih perlu aturan yang lebih teknis dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang akan mengataur soal tata cara perdagangan yang lebih detil. "Kalau saatnya regulasi sudah keluar dari Bappebti, itu membantu meyakinkan masyarakat untuk menggunakan exchange seperti Upbit dan anggota-anggota lain dari ABI," ujar Stevan.
Menurut Stevan kehadiran exchange asing di Indonesia tidak serta merta akan mematikan bisnis exchange lokal. "Kompetisi sangat baik bagi user, kalau kita amati e-commerce, di situ ada yang lokal seperti Tokopedia, Bukalapak, tetapi ada juga yang dari luar seperti JD, Lazada, dan lainnya. Semua ada nuasanya dan daya tariknya masing-masing," ujarnya.
Menurutnya,makin banyak exchange kripto justru baik. Karena kehadiran mereka akan membantu megedukasi pasar soal digital aset. "Memang nanti, aku merasa seperti e-commerce akan ada konsolidasi. Hanya yang kuat yang menang dan hanya yang memberi value ke masyarakat yang menang. Entah itu lokal atau barangkali dari luar, kita akan lihat. Tetapi kuncinya, aku rasa mereka memberikan benefit untuk masyarakat dan untuk para customer mereka," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News