kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasar global tegang, harga emas terang


Kamis, 16 Februari 2017 / 09:08 WIB
Pasar global tegang, harga emas terang


Reporter: Namira Daufina, RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen yang bernada positif serta data impor emas India yang merosot tak menekan harga emas. Maklum, dalam pidato lanjutan Yellen, misalnya, terselip gelagat tidak akan menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini.

Rabu (15/2) pukul 16.47 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2017 di Commodity Exchange terangkat 0,16% ke US$ 1.227,40 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Namun sepekan terakhir, harga sudah tergerus 0,97%.

Dalam pidatonya di depan senat, Yellen menyatakan kenaikan suku bunga tidak akan ditunda lebih lama lagi. Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, pernyatan itu membuat pelaku pasar jadi waspada. Sebab, Gubernur The Fed tersebut dijadwalkan kembali berpidato di Rabu (15/2) malam waktu AS.

Tapi, kondisi geopolitik global, terutama di Eropa dan Asia, masih menopang harga emas. Sejumlah negara di Eropa, yakni Prancis, Jerman dan Belanda, akan menggelar pemilu. Hal ini menimbulkan ketidakpastian, yang membuat pelaku pasar memburu aset safe haven seperti emas.

Sedangkan di Asia, uji coba rudal Korea Utara ke laut Jepang memanaskan kondisi dua negara tersebut. "Saat ini emas menjadi primadona di pasar," tutur Ibrahim.

Deddy Yusuf Siregar, analis Asia Tradepoint Futures, mengaku tak heran dengan penguatan harga emas pasca pernyataan Yellen. Menurut dia, investor sudah mengantisipasi rencana kenaikan suku bunga AS tersebut. "Selama pasar masih mengkhawatirkan kondisi geopolitik di Eropa, ada potensi emas bisa unggul," ujar dia.

Belum lagi, saat ini kondisi ekonomi Yunani kembali bermasalah. Negeri Para Dewa ini membutuhkan dana sekitar 86 miliar, atau setara dengan US$ 92 miliar, untuk melunasi utang.

Koreksi terbatas

Meski demikian, Ibrahim memperkirakan harga emas hari ini (16/2) berpotensi turun. "Pidato Yellen akan menentukan pergerakan emas selanjutnya, jika positif harga emas akan terkoreksi terbatas dengan support US$ 1.220, tapi jika sebaliknya harga naik ke US$ 1.230," hitung dia.

Harga emas juga bisa tertekan turunnya permintaan emas di India. Pembelian emas India di Januari turun 28% menjadi 58,6 ton dibanding bulan sebelumnya.

Deddy melihat, laju harga emas juga bisa terhambat jika Presiden AS Donald Trump mulai menjalankan reformasi pajak. Diperkirakan investor akan mengalihkan investasi dari emas menuju ke aset yang lebih berisiko.

"Kalau kebijakan fiskal Trump, kan, tidak bisa diantisipasi pasar," terang dia. Hingga akhir kuartal I, harga emas diprediksi mampu meningkat ke US$ 1,250 per ons troi.

Secara teknikal, harga emas bergulir di atas moving average (MA) 50 dan MA 100, tetapi di bawah MA 100. MACD berada di area positif dan RSI berada di level 58. Mayoritas indikator menunjukkan penguatan, kecuali stochastic yang berada di level 28.

Hari ini (16/2), Deddy menghitung harga emas akan menguat terbatas dan bergerak di kisaran US$ 1.216-US$ 1.216,8 per ons troi. Sementara menurut hitungan Ibrahim, harga emas dalam sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 1.219,2-US$ 1.237,5 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×