Reporter: Dityasa H Forddanta |
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memang sedang berada tren bearish. Tapi, bukan berarti saat-saat seperti ini waktunya untuk menghindari pasar.
Fajar Hidajat, Chief Investment Officer Director CIMB Principal Asset Management, mengatakan justru periode seperti saat yang tepat untuk stock picking.
"Indeks IDX 30 bisa menjadi alternatif," imbuhnya, saat kegiatan edukasi wartawan pasar modal di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (27/8).
Secara garis besar, IDX30 diisi oleh jajaran saham-saham blue chips. Beberapa saham tersebut adalah, UNVR, KLBF, EXCL, GGRM dan masih banyak lagi saham blue chip lainnya.
Nah, sekarang memang hampir semua saham di bursa sedang mengalami penurunan, tak terkecuali saham-saham blue chip. Tapi, penurunan saham blue chip tidak sejauh golongan saham lainnya seperti saham-saham yang ada di sektor properti.
"Saham properti turunnya rata-rata 50%, sementara saham blue chip hanya sekitar 20%. Sama-sama turun tapi saham blue chip lebih cepat rebound dibanding saham-saham properti," jelas Fajar.
Jika digeneralisasikan, penurunan harga saham blue chip (yang terdaftar di IDX 30) tidak sedalam dengan saham-saham lainnya. Posisi yang seperti ini pula yang pada akhirnya membuat return IDX 30 terbilang lebih baik dibanding indeks lainnya.
Dengan tren penurunan IHSG seperti ini, sebagian besar indeks yang tercatat di bursa memang minus. Tapi, hanya IDX 30 yang minusnya paling kecil, -7,07%. Bandingkan dengan return indeks LQ45, KOMPAS100, dan BISNIS-27 yang return-nya saat ini masing-masing sebesar -7,78%, -7,83, dan -9,14%.
Selain itu, lanjut Fajar, dengan indeks ini maka para investor akan lebih mudah menemukan benchmark di pasar. Pasalnya, pasar saat ini sedang turun. Ingin menambah portofolio di reksadana juga tidak mudah menemukan mana fund manager yang benar-benar andal. "Jadi, indeks ini cocok dengan investor, khususnya pemula, yang ingin naik kelas," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News