kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Aset Kripto Berpotensi Turun Lagi


Minggu, 04 September 2022 / 23:48 WIB
Pasar Aset Kripto Berpotensi Turun Lagi
ILUSTRASI. Aset kripto lesu seiring penurunan di pasar saham Amerika.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan market kripto belum membaik. Melansir CoinMarketCap pada Minggu (4/9) pukul 12.43 WIB nilai Bitcoin berada di US$ 19.789 atau melemah 0,86% dalam 24 jam terakhir dan turun 1,03% dalam tujuh hari terakhir. Sementara Nilai Ethereum (ETH) ke US$ 1.553 turun 0,96% dalam 24 jam terakhir dan naik 4,54% dalam sepekan terakhir. 

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono market kripto sempat menguat di awal Agustus. Namun, kenaikan ini berbalik arah pada pekan ketiga bulan Agustus.

"Terlihat beberapa kripto, khususnya yang big cap seperti Bitcoin, ETH, ADA, SOL, XRP dan lainnya mengalami penurunan yang signifikan. Faktor fundamental selalu menjadi alasan kuat mengapa kondisi tersebut bisa terjadi," ujar Afid kepada Kontan.co.id, Jumat (2/9).

Baca Juga: Tokocrypto Dukung NXC International Summit 2022, Serius Kembangkan Startup Web3

Afid mengatakan makroekonomi dunia pada dua pekan akhir Agustus membuat gonjang-ganjing keseluruhan market kripto. Mulai dari meningkatnya inflasi di Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa yang menyentuh titik tertinggi.

Kemudian, pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di Jackson Hole, Jumat (26/8) memberi sinyal lembaga moneter tersebut akan terus menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi. 

"Alhasil, investor sedang memutar otak untuk mengamankan aset mereka dan memilah instrumen investasi yang dirasa lebih aman," ujarnya. 

Baca Juga: JPMorgan: The Fed Hawkish, Investasi Ini tapi Jual dan Hindari Aset Berikut

Menurut Afid pidato Powell juga membuat indeks pasar saham AS anjlok sekitar 2,5%. Bitcoin dan pasar kripto secara umum telah berkorelasi erat dengan pasar saham, mengingat investor cenderung berpedoman pada kinerja saham-saham teknologi.

Afid mengatakan banyak analis masih meyakini bulan September memiliki rekam jejak yang tidak bersahabat dengan harga kripto, khususnya Bitcoin (BTC). Melihat grafik Bitcoin Monthly Retunrs, Bitcoin rata-rata turun hampir 6% di bulan September dalam lima tahun terakhir.

Menurut Afid sangat menarik untuk melihat perkembangan market ke depan, karena bulan September tahun 2022 ini, berbeda dengan adanya peristiwa The Merge dan Vasil Hard fork Cardano. Di sisi lain, The Fed pasti akan menaikkan suku bunga acuan di rapat FOMC bulan ini.

"Banyak sisi baik dan buruk yang terjadi di September tahun ini. Analis sulit memprediksi gerak kripto menjelang akhir tahun. Kemungkinan besar The Merge dan kenaikan suku bunga The Fed akan memainkan peran penting," imbuh dia. 

Baca Juga: 1,3 Miliar Data Registrasi SIM Card Bocor, Begini Kata Pengamat

Afid menjelaskan dalam jangka pendek sentimen positif ada pada peristiwa bersejarah The Merge Ethereum dan Vasil Hard Fork Cardanp. Sementara negatifnya, data inflasi dan ketenagakerjaan AS pada Agustus yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Kemudian, sinyal The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Sehingga iklim makroekonomi sedang dipandang tidak kondusif bagi pasar aset berisiko.

Afid mengatakan perlu strategi khusus untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga AS. Kadang ada kali, market akan reli singkat setelah pengumuman kenaikan, namun akan kembali tiarap setelah beberapa hari.

Baca Juga: Pasar Kripto Menggeliat Lagi, Stablecoin Bisa Jadi Pilihan

"Untuk itu investor masih bisa menerapkan strategi menabung atau dollar cost averaging untuk jangka panjang dan teknik Scalping jangka pendek yang melibatkan menghasilkan keuntungan kecil dan sering, dengan tujuan menghasilkan pengembalian yang substansial. Scalping populer dalam perdagangan kripto karena pasarnya bergejolak dan bergerak cepat," ujar dia. 

Afid mengatakan investor harus melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto, terutama yang baru diluncurkan. Pasalnya, project yang baru akan butuh waktu untuk mewujudkan utilitasnya ke publik.

"Dengan berbekal riset atau DYOR, investor bisa lebih yakin saat berinvestasi dan mengetahui risiko yang diambilnya ke depan. Hal ini juga berlaku dengan project kripto lokal. Jangan terkena FOMO project kripto lokal yang tidak jelas utilitas dan roadmap-nya. Investor harus berpikir kritis dan memastikan semua aset yang dikelolanya tetap aman," tutur Afid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×