Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Jika USD masih mampu mengungguli mayoritas mata uang dunia lainnya, mata uang Negeri Paman Sam ini harus bertekuk lutut di hadapan yen.
Mengutip Bloomberg, Jumat (13/11) pukul 19.05 WIB pasangan USD/JPY tergelincir 0,04% ke level 122,56 dibanding hari sebelumnya.
Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures menjelaskan testimoni Gubernur The Fed, Janet Yellen merupakan yang paling disorot pada Kamis (12/11) dalam ajang ekonomi Economic Club of New York.
Sebabnya, Yellen tidak memberikan petunjuk apapun mengenai kapan waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga AS. “Padahal hal tersebut merupakan yang paling dinanti pasar,” kata Gema.
Justru optimisme kenaikan suku bunga dilemparkan oleh Presiden The Fed wilayah New York, William Dudley. Namun karena memang Yellen tidak memberi sinyal, itu jadi pemicu koreksinya USD.
Tergelincirnya USD ini menjadi kesempatan bagi yen untuk unggul. Sebabnya, Menteri Ekonomi Jepang, Akira Amari menyatakan bahwa dirinya tidak merasa perlu untuk menyusun kembali anggaran ekstra untuk stimulus pertumbuhan. “Ini ditanggapi pasar sebagai sinyal positif dari Jepang,” ujar Gema.
Meskipun memang tidak dipungkiri ada kemungkinan data ekonomi Jepang pekan depan masih menunjukkan resisi teknis.
Selain itu yen pun didukung oleh data revisi produksi industri Jepang September 2015 yang naik dari 1,0% ke level 1,1%. Itu cukup menopang pergerakan yen.
Meski memang keadaan bisa saja berbalik mengingat sajian data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis nanti malam diprediksi positif. Mulai dari data penjualan ritel inti, PPI, penjualan ritel dan Prelim UoM Consumer Sentiment semuanya diprediksi naik dari bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News