Reporter: Anna Suci Perwitasari |
JAKARTA. PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) pada kuartal III 2011 mencatatkan rugi bersih Rp 650,6 miliar. Angak tersebut lebih besar dibandingkan kuartal III 2010 yang hanya sebesar Rp 208,5 miliar. Artinya kerugian perusahaan grup Bakrie ini melonjak 212,03%.
Walaupun begitu BNBR berhasil meningkatkan pendapatan bersih menjadi Rp 9,9 triliun dari Rp 9,2 triliun. Namun beban pokok pendapatan naik ke Rp 7,2 triliun dari Rp 6,1 triliun. Kemudian beban usaha mencapai Rp 2,45 triliun dari Rp 2,4 pada kuartal III 2010. Dengan demikian laba usaha turun ke Rp 255,7 miliar dari Rp 744,4 miliar.
Untuk beban lain-lain tercatat sebesar Rp 1,02 triliun dari Rp 889,5 miliar di kuartal III 2010 maka laba sebelum pajak mencapai Rp 769,6 miliar dari Rp 145,03 miliar di kuartal III 2010. Dengan demikian laba kotor kuartal III 2011 turun jadi Rp 2,7 triliun dari Rp 3,1 triliun.
Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang melihat performance yg ditunjukkan BNBR sangat mengecewakan karena di saat emiten lain membukukan kenaikan laba bersih emiten ini justru menambah kerugian bersih.
"Concern inilah yg juga perlu dicermati para investor bahwa emiten ini melakukan "pemutihan akumulasi kerugian (Kuasi Re-organisasi)" karena siapa yang bisa menjamin setelah dilakukan "pemutihan", BNBR tidak akan lagi akan mengalami kerugian. Otherwise tindakan "pemutihan" sangat useless," jelasnya.
Dilain pihak, melihat performance buruk BNBR tersebut, berkaitan dengan rencana emiten BORN ingin melakukan pembelian 23,8% saham BUMI Plc, seharusnya BORN punya daya tawar yang kuat untuk membeli saham BUMI Plc di harga diskon bukan di harga premium karena BNBR saat ini sedang butuh dana untuk membayar utang-utangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News