kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

PANR Finalisasi Utang Rp 64 M


Senin, 09 November 2009 / 08:42 WIB


Reporter: Veby Mega | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) akan segera menggelar rencana ekspansi usaha. Perusahaan jasa pariwisata ini akan mencairkan pinjaman bank untuk membiayai aksi korporasinya. Nilai mencapai Rp 64 miliar atau setara dengan 50% dari total asetnya.

Menurut Sujasmin, Sekretaris Perusahaan PT Panorama Transportasi (WEHA), selaku anak usaha PANR, dana itu diperoleh dari Bank Mandiri. Perusahaan akan menggelar RUPSLB pada 10 Desember nanti untuk meminta persetujuan atas pinjaman itu.

Sedangkan Direktur PANR, Budi Tirtawisata, mengatakan duit utang itu untuk membiayai pengembangan usaha. "Kami ingin menambah armada taksi yang sudah direncanakan sejak awal tahun 2009," ujarnya kepada KONTAN, kemarin. Perusahaan ingin menambah 200 unit taksi kelas premium. Saat ini, PANR telah memiliki taksi premium berlabel White Horse Cab 100 unit.

Penambahan armada taksi itu sebagai langkah antisipasi melonjaknya kunjungan wisatawan ke Indonesia pasca krisis global. Jadi, pinjaman baru itu akan digunakan pada tahun depan.

Sekedar informasi, laba bersih PANR hingga akhir kuartal ketiga 2009 anjlok 60,7% menjadi Rp 5,81 miliar. Menurut Budi, anjloknya laba bersih perusahaan lantaran terpukul krisis perekonomian global sejak akhir tahun lalu. Tapi dia optimistis, kondisi PANR berangsur bangkit seiring pulihnya ekonomi global.

Dia menambahkan, kurun waktu lima tahun ke depan merupakan waktu yang tepat untuk ekspansi usaha. Namun, bisnis yang digeluti PANR tak hanya terancam krisis ekonomi. Risiko lain adalah ketidakstabilan keamanan. "Bila kejadian seperti bom Bali terulang, maka habislah kita," imbuh Sujasmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×