Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Manuver PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) melalui anak usaha, PT Saka Energi Indonesia, dalam merebut 75% saham Blok Ujung Pangkah senilai US$ 650 juta dari PT Hess Indonesia mendapat penilaian positif analis pasar modal.
Fajar Indra, Analis Panin Sekuritas langsung merekomendasi beli (buy) PGAS dengan target harga Rp 5.000 per saham. "Kami meyakini keberhasilan PGAS menguasai Blok Ujung Pangkah akan menjadi katalis positif bagi saham PGAS ke depannya," tulis Fajar dalam riset yang dipublikasikan Rabu (15/1).
Aksi korporasi tersebut memang terbilang strategis sebab PGAS kini menjadi pemilik tunggal Blok Ujung Pangkah dengan menguasai 100% saham. Sebab, sejak Juli 2013, PGAS telah menguasai 25% saham Blok Ujung Pangkah hasil akuisisi dari tangan Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company KSC (Kupfec).
Akuisisi tersebut telah memberikan hasil kepada PGAS. Per 30 September 2013, Blok Ujung Pangkah telah memproduksi 9.000 barel minyak per hari (bopd) dan 33 mmscfd gas.
Blok ini pun sudah menyumbang pendapatan ke PGAS senilai US$ 17 juta. Ini tentunya menghadirkan daya dongkrak lebih bagi PGAS untuk konsisten mencetak pertumbuhan kinerja keuangan.
Fajar tidak hanya mendasarkan rekomendasinya pada keberhasilan PGAS menguasai seluruh saham Blok Ujung Pangkah. "Kami melihat harga saham PGAS telah jatuh terlalu jauh akhir-akhir ini," jelas Fajar.
Sejak Maret-Oktober 2013, harga PGAS selalu berkisar di Rp 5.000-Rp 6.000 per saham. Bahkan, pada 20 Mei 2013, harga PGAS sempat menyentuh level tertinggi senilai Rp 6.300 per saham.
Namun, selepas periode itu, harga PGAS jatuh di bawah level Rp 5.000 per saham. Pada penutupan Senin (13/1) misalya, harga PGAS hanya bertengger di level Rp 4.420 per saham.
Meski demikian, hari ini pukul 10.52 WIB, saham PGAS tercatat turun 1,02% menjadi Rp 4.375.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News