kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panin Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk XL Axiata (EXCL)


Rabu, 18 Agustus 2021 / 10:49 WIB
Panin Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk XL Axiata (EXCL)


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja pada kuartal kedua tahun ini. Pada periode April-Juni 2021, pendapatan XL Axiata naik 8% dibandingkan kuartal pertama 2021 menjadi Rp 6,73 triliun. Alhasil, total pendapatan EXCL sepanjang semester pertama 2021 mencapai Rp 12,9 triliun.

Sementara dari sisi bottom line, operator telekomunikasi ini membukukan laba bersih sebesar Rp 395 miliar pada kuartal kedua atau naik 23% dibanding kuartal sebelumnya. Total laba bersih yang berhasil diraup XL mencapai Rp 716 miliar dalam enam bulan pertama 2021.

Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens dalam riset pada 10 Agustus menuliskan, perbaikan pendapatan EXCL secara kuartalan lebih disebabkan oleh stabilnya data yield yang tercatat sebesar Rp 3,6 per MB di kuartal kedua dari Rp 3,7 per MB di kuartal pertama 2021. 

Baca Juga: World Bank: Penetrasi fixed broadband di Indonesia hanya 4%

Menurut dia, hal tersebut mengindikasikan tekanan kompetisi yang sedikit mereda. Sementara dari sisi bottom line, kenaikan laba EXCL dinilai didorong oleh oleh one-off item dari keuntungan divestasi Picocell sebesar Rp 62 miliar.

“Patut dicermati bahwa, dengan masih lemahnya mobilitas masyarakat, traffic tercatat masih tumbuh ke 1,572 PB (+13% kuartalan). Hal ini juga diikuti dengan ARPU yang meningkat ke Rp 36.000 dari sebelumnya Rp 35.000 yang lebih disebabkan oleh faktor seasonal lebaran, serta product mix ke paket yang lebih mahal, seperti misalnya paket Suka-Suka,” tulis Nico dalam risetnya.

Pada 30 Juli, EXCL mengumumkan rencana akuisisi Link Net (LINK), salah satu pemain fixed broadband terbesar kedua, setelah IndiHome. Axiata telah mengeluarkan non-binding term sheet untuk mengakuisisi 66,03% kepemilikan dari Asia Link Dewa Pte Ltd dan PT First Media Tbk (KBLV) yang menjadi rencana pengembangan dan perluasan jaringan usaha XL.

Baca Juga: XL Axiata bangun jaringan fiber optik di kawasan industri, berikut keuntungannya

Nico menyebut, saat ini LINK memiliki 2,7 juta homepasses dengan total subscribers mencapai 859 ribu. sementara itu IndiHome yang menjadi pemimpin pasar memiliki ~20 juta homepasses, dengan total subscribers mencapai 7,8 juta.

Patut dicermati, pricing yang premium dari LINK, di mana di kategori 20-25 mbps, senilai Rp 451.000 (IndiHome: Rp 345.000) dan untuk 30-35 mbps di Rp 651.000 (IndiHome: Rp 560.000) berpotensi menjadi disadvantage EXCL dibandingkan dengan peers, karena segmen pasar yang lebih terbatas. 

Walau begitu, secara umum, Nico melihat positif rencana akuisisi ini. Menurut dia, aksi tersebut akan mendorong competitive advantage EXCL untuk berkompetisi dengan peers, setelah potensi merger Hutch–Indosat. Selain itu, hal tersebut juga akan mendorong bisnis fixed broadband XL ke depannya dan juga sinergi mobile business.

Baca Juga: XL Axiata jadi operator ketiga yang akan menggelar layanan internet 5G di Indonesia

Pada tahun ini, Panin Sekuritas memproyeksikan EXCL dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 26,47 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,09 triliun.

“Kami masih merekomendasikan beli untuk saham EXCL dengan target harga Rp 3.300 per saham. Hal ini seiring dengan potensi tren perbaikan kualitas jaringan pasca ekspansi yang agresif dari perseroan, potensi akuisisi yang akan meningkatkan sinergi bisnis, tren positif ARPU, serta kompetisi yang lebih rasional,” tutup Nico.

Baca Juga: Akuisisi Link Net Dinilai Akan Memperkuat Kemampuan Konvergensi XL Axiata (EXCL)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×