Reporter: Dina Farisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. PT Panin Asset Management berencana meluncurkan program kedua smart investment protection plan (SIPP). Panin menargetkan, program bundling reksadana dan asuransi kedua ini dapat meramaikan pasar mulai Juli 2013.
Direktur PT Panin Asset Management, Ridwan Soetedja mengatakan, pihaknya masih mengkaji produk asuransi yang akan dibundel dengan reksadana Panin. Pada SIPP pertama, Panin menawarkan bundling reksadana dengan asuransi kecelakaan. Pada semester II, manajer investasi ini akan membundel reksadana dengan asuransi kesehatan atau asuransi lain. "Kami belum menetapkan jenis asuransinya," ujar Ridwan, Selasa (19/3).
Sejak meluncur di pasar Januari 2013, program SIPP Panin masih sepi peminat. Penambahan nasabah masih di bawah 100 orang. Ridwan menyadari, banyak nasabah yang belum memahami program ini. Umumnya nasabah beranggapan SIPP merupakan produk asuransi. Padahal ini adalah produk investasi.
Panin mematok target nasabah baru hingga 1.000 orang. "Dalam enam bulan mendatang, kami berharap ada penambahan hingga 1.000 nasabah. Nasabah lama juga bisa bergabung dengan membuka account baru," ucapnya.
Target tahun depan, lanjut Ridwan, pihaknya yakin bisa meraup dana kelolaan hingga Rp 3 miliar per bulan dari dua program SIPP itu. Dengan minimum investasi Rp 250.000 di reksadana Panin, nasabah bisa mendapatkan manfaat asuransi.
Selain fokus menggarap program SIPP, Panin juga gencar memasarkan program hari tua. Skema investasi ini hampir sama dengan SIPP. Minimum investasi program ini juga Rp 250.000. Perbedaannya adalah tujuan investasi. Nasabah bisa berinvestasi melalui reksadana dengan manfaat yang bisa dirasakan saat pensiun.
Program hari tua ini terdiri atas dua pilihan. Pertama, program hari tua kemitraan. Pada program ini, perusahaan ikut berkontribusi terhadap dana yang disetorkan nasabah. Kedua, program hari tua mandiri. Dana yang disetorkan nasabah berasal dari pemotongan gaji setiap bulan. Investasi ini baru bisa dirasakan manfaatnya lima tahun mendatang.
Meskipun respons pasar cukup baik, program yang baru berjalan satu bulan ini belum berhasil menjaring nasabah. Panin masih gencar menawarkan program ini ke beberapa perusahaan. Panin tengah melakukan penjajakan dengan perusahaan sektor industri dan konstruksi.
Ridwan berharap, tahun ini pihaknya bisa menggandeng 10 perusahaan dengan minimal 25 nasabah tiap perusahaan. Lewat program SIPP dan program hari tua, Panin berencana menggenjot dana kelolaan. Panin menargetkan dana kelolaan bertumbuh dari Rp 11,3 triliun saat ini menjadi Rp 14 triliun di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News