kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pandemi tidak menyurutkan aktivitas menabung dan investasi masyarakat


Kamis, 31 Desember 2020 / 14:21 WIB
Pandemi tidak menyurutkan aktivitas menabung dan investasi masyarakat
ILUSTRASI. Reksadana.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan masyarakat menurun selama pandemi. Namun, sebagian besar masyarakat masih tetap menyisihkan pendapatannya untuk menabung atau investasi. 

Danareksa Research Institute merilis survei, Senin (28/12),  bahwa 80% lebih  masyarakat dengan penerima pendapatan kurang dari Rp 3 juta hingga di atas Rp 40 juta masih menyisikan pendapatannya untuk menabung atau investasi selama pandemi. 

Namun, memang peesentase masyarakat yang menyisihkan pendapatan untuk ditabung atau diinvestasikan menurun. 

Baca Juga: Enam dari 36 indeks di BEI menguat tahun ini, lima indeks turun double digit

Terlihat pula, selama pandemi tabungan atau investasi responden dicairkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun kewajiban lainnya. Mayoritas atau 55,94% responden mencairkan dana tabungan untuk memenuhi kebutuhan selama pandemi. Sedangkan, 23,23% responden memenuhi kebutuhan dengan mencairkan investasinya. 

Mayoritas, sebanyak 31,86% responden mencairkan dana tabungan 25%-50% dari tabungannya. Tabungan dicairkan sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Sedangkan, 27,66% responden mengaku mencairkan 5%-10% dari investasinya selama pandemi. Investasi dicairkan untuk memenuhi kebutuhan pokok.  Selain itu, ada juga yang mempergunakannya untuk dana darurat, modal usaha, cicilan, dan dipindahkan ke instrumen investasi lain. 

Instrumen investasi reksadana dan saham tetap menjadi produk investasi pilihan sebagian besar responden, baik sebelum maupun selama pandemi. 

Baca Juga: OJK optimistis pasar modal bisa lebih kuat pada tahun 2021

Sebelum pandemi, responden yang memiliki reksadana sebanyak 17,41%. Sementara saham 16,07%. Kompak deposito juga sebanyak 16,07%. Responden yang memiliki valas ada sebanyak 9,82% dan yang responden yang memiliki emas jadi yang terbanyak di 27,23% dan lainnya 13,39%.

Sementara, kepemilikan produk investasi responden selama pandemi berubah. Kepemilikan emas jadi meningkat paling tinggi ke 31,91%. Reksadana 21,28%, saham 20,21%, deposito 11,7%, valas 5,32% dan lainnya 9,57%. 

Selanjutnya: 2021, Reliance Sekuritas targetkan rata-rata transaksi harian naik jadi Rp 125 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×