Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten rumah sakit PT Metro Healthcare Indonesia Tbk mengaku kinerjanya terdampak pandemi COVID-19. Emiten dengan kode CARE itu mengaku adanya penurunan pasien rawat jalan sejak pemerintah mengimbau masyarakat melakukan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah.
" Memang ada penurunan pada pasien rawat jalan. Itu yang sudah terasa pengaruhnya," kata Direktur Metro Healthcare Indonesia Henry Kembaren kepada Kontan.co.id, Rabu (15/4).
Henry melanjutkan penurunan pasien rawat jalan akan berpengaruh pada pendapatan operasional CARE. Ia memperkirakan pengaruh ini akan bertahan hingga paruh pertama tahun 2020 ini.
Baca Juga: Rugi Metro Healthcare (CARE) mengempis menjadi Rp 24,44 miliar
Asal tahu saja, segmen rawat jalan berkontribusi hingga 19,19% dari total pendapatan CARE sepanjang tahun 2019. Adapun sepanjang tahun CARE mengantongi pendapatan hingga Rp 154,08 miliar, sebesar Rp 29,57 miliar di antaranya berasal dari rawat jalan.
Selain itu, rencana ekspansi CARE juga ikut terdampak COVID-19. Henry bilang, rencana ekspansi CARE akan dilihat kembali ketika memasuki paruh ke dua tahu ini.
Asal tahu saja, emiten yang baru mencatatkan sahamnya pada Maret 2020 itu memperoleh dana hingga Rp 1,1 triliun melalui initial public offering (IPO).
Dana tersebut digunakan sebagai modal tambahan pada PT Metro Global Medika (MGM), entitas anak yang membawahi seluruh rumah sakit milik Metro Healthcare Indonesia. Oleh MGM, sebesar 30% dari dana dialokasikan untuk entitas anak tidak langsung PT Semesta Akasa Jayaraya (SAJ).
Baca Juga: Harga naik 230% dalam tiga pekan, saham Metro Healthcare (CARE) diawasi BEI
Adapun SAJ akan mengalokasikan 90% dari alokasi dana untuk pembangunan rumah sakit. Sementara, 10% lainnya untuk pembelian peralatan rumah sakit. Adapun rumah sakit yang rencananya akan terletak di Malajaya, Bandung itu awalnya ditargetkan akan selesai pada tahun 2021.
Selain untuk pembangunan rumah sakit, 60% dana lainnya akan digunakan untuk membeli delapan bidang tanah di sekitar Jawa Barat dan Banten, seperti Karawang, Bekasi, Bogor, Subang, Sumedang, Gunung Putri, Tangerang Selatan, dan Tasikmalaya. "Sementara ini kita wait and see dahulu," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News