kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panas batubara menopang kinerja Grup Astra


Jumat, 27 Juli 2018 / 07:54 WIB
Panas batubara menopang kinerja Grup Astra
ILUSTRASI. Batubara United Tractors UNTR


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra International Tbk berhasil mencatatkan kinerja ciamik di semester I-2018. Pendapatan perusahaan dengan kode emiten ASII ini di paruh pertama 2018 berhasil melonjak 15% menjadi Rp 112,55 triliun.

Kenaikan pendapatan tersebut membuat laba bersih ASII juga terangkat 11% ke posisi Rp 10,38 triliun di akhir Juni lalu. "Laba bersih Grup Astra meningkat, terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari bisnis alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan," kata Prijono Sugiarto, Presiden Direktur ASII, dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (26/7).

Kontribusi pendapatan segmen bisnis tersebut melebihi penurunan kontribusi sektor agribisnis dan infrastruktur. Dus, kinerja ASII tetap positif. Sektor otomotif masih jadi andalan dengan sumbangan laba terbesar Rp 4,22 triliun. Namun, angka ini stagnan dari posisi semester I-2017.

Kontribusi terbesar kedua kini diduduki sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, di mana laba bersihnya melejit 60%. Pada akhir Juni 2018 lalu, segmen ini berhasil memberi laba bersih sebesar Rp 3,28 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut ditopang kinerja cemerlang PT United Tractors Tbk (UNTR) yang laba bersihnya mencapai Rp 5,5 triliun. Peningkatan kinerja bisnis mesin konstruksi, kontraktor pernambangan dan pertambangan jadi faktor pendukung, setelah harga batubara juga masuk tren bullish.

Penurunan anak usaha

Posisi selanjutnya diisi sektor jasa keuangan yang memberikan kontribusi Rp 2,14 triliun ke laba ASII. Tahun lalu, kontribusi sektor ini jadi yang tertinggi kedua di bawah segmen otomotif. Namun karena kenaikan laba bersih hanya 5%, sektor ini tersalip sektor alat berat dan pertambangan.

Terlebih lagi, kontribusi laba bersih dari anak usaha ASII di sektor keuangan, yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI), di semester I-2018 anjlok hingga 56%. Di enam bulan pertama 2018, Bank Permata hanya mencetak laba bersih Rp 275 miliar. Padahal laba bersih di periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 621 miliar.

Selain Bank Permata, anak usaha ASII lainnya yang kinerjanya sedang loyo adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Laba bersih emiten ini turun 23% menjadi Rp 784 miliar.

Penurunan kinerja AALI terjadi karena harga rata-rata minyak sawit terkikis 8% menjadi Rp 7.893 per kilogram dibanding harga di akhir Juli 2017 lalu. Padahal, volume penjualan CPO dan produk turunannya tumbuh sekitar 19% menjadi 992.00 ton.

"Kinerja Grup Astra hingga akhir tahun 2018 diperkirakan cukup baik, didukung dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia dan harga batubara yang stabil, walaupun persaingan di pasar mobil dan melemahnya harga minyak kelapa sawit menjadi perhatian," tambah Prijono.

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, kenaikan harga komoditas memang mendorong kinerja ASII selama semester I-2018. Ini terbukti dari kuatnya pendapatan UNTR yang berada di segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi.

Belum lagi, membaiknya harga batubara semakin mengokohkan kinerja UNTR. "Diversifikasi yang dilakukan ASII juga sangat baik, meski ASII masih sangat kuat di otomotif," kata Hans.

Meski demikian, dengan pasar yang masih memperlihatkan volatilitas tinggi, pergerakan saham ASII berpotensi kembali volatil dipengaruhi faktor eksternal, meski secara fundamental masih cerah.

Hans merekomendasikan beli saham ASII dengan target harga Rp 9.100 per saham. Kemungkinan target harga tercapai tahun depan.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×