kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   -12.000   -0,63%
  • USD/IDR 16.280   21,00   0,13%
  • IDX 6.944   39,53   0,57%
  • KOMPAS100 1.011   9,10   0,91%
  • LQ45 769   6,42   0,84%
  • ISSI 230   2,11   0,93%
  • IDX30 395   2,10   0,54%
  • IDXHIDIV20 455   1,70   0,37%
  • IDX80 113   1,22   1,09%
  • IDXV30 115   1,19   1,05%
  • IDXQ30 128   0,74   0,59%

Palm oil rontok pasca kenaikan bea keluar


Kamis, 03 April 2014 / 16:19 WIB
Palm oil rontok pasca kenaikan bea keluar
ILUSTRASI. 6 Cara Copy Paste di Laptop Windows hingga Macbook, Bisa Lewat Keyboard dan Mouse. Tribun Jabar/Gani Kurniawan


Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga CPO mengalami tekanan pada awal April ini. Komoditas ini rontok pasca pemberlakuan kenaikan pajak ekspor atau bea keluar (BK) CPO oleh produsen terbesar dunia, Indonesia dan Malaysia.

Mengutip Bloomberg, Kamis (3/4) pukul 16.00, kontrak CPO bulan Juni 2014 di Malaysia Derivatives Exchenge (MDE) berada di level RM 2.614 per metrik ton. Harga ini turun 1,28% dibanding hari sebelumnya. Sebelum pemberlakuan kenaikan bea keluar, harga CPO masih berada di level RM 2.634 per metrik ton.

Zulfirman Basir, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan, penurunan harga didominasi oleh kekhawatiran outlook permintaan. Harga CPO kian tertekan pasca data Intertek pada hari Senin (31/3) menunjukkan penurunan ekspor palm oil Malaysia sebesar 3,1% untuk bulan Maret. Selain itu, data Kamis (3/4) pagi menunjukkan berkurangnya aktivitas sektor non manufaktur China.

“Kedua faktor tersebut masih dapat memberikan sentimen negatif untuk palm oil,” ungkap Firman.

Selain itu, lanjut Firman, pelaku pasar cenderung berhati-hati menjelang Pemilu India pada minggu depan. Secara umum, outlook CPO masih bearish.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×