kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pakuwon menawarkan obligasi global US$ 175 juta


Jumat, 20 Juni 2014 / 05:29 WIB
Pakuwon menawarkan obligasi global US$ 175 juta
ILUSTRASI. Asam urat di pergelangan kaki


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) siap menjaring dana dari pasar global. Emiten properti ini akan merilis obligasi global senilai US$ 175 juta. Rencana tersebut terungkap dalam laporan lembaga pemeringkat utang, Moody's Investors Service, Kamis (19/6).

PWON akan merilis senior unsecures notes melalui afiliasinya, Pakuwon Prima Pte Ltd. Surat utang ini akan dijamin PWON dan anak usahanya. Moody's menyematkan rating B1 untuk obligasi ini dengan outlook stabil. Adapun Fitch Ratings memberikan peringkat B+.

Pakuwon menerbitkan surat utang itu untuk membayar utang outstanding, transaksi akuisisi dan memenuhi kebutuhan ekspansi. Obligasi ini bertenor lima tahun dan jatuh tempo hingga 2019. "Dengan obligasi ini jatuh tempo utang bisa diperpanjang hingga tahun 2019, selain itu kemampuan untuk mendanai ekspansinya makin kuat," ujar Analis Moody's, Jacintha Poh.

Tapi manajemen PWON belum bisa dikonfirmasi. Direktur Keuangan PWON, Minarto Basuki belum menjawab panggilan dan pesan singkat KONTAN. Dengan merilis obligasi baru, PWON bisa melunasi utang jatuh tempo. PWON punya utang jatuh tempo tahun ini dari pinjaman jangka panjang Rp 400 miliar.

Setelah menjual obligasi, total utang dan beban bunga  yang ditanggung PWON bakal naik dalam jangka pendek. Namun Jacintha yakin, PWON bisa mempertahankan kinerja keuangan.

Jacintha menghitung, per akhir Maret 2014, total utang per nilai buku PWON tercatat 33,7% dengan rasio utang per Ebitda 1,1 kali. Untungnya, PWON masih punya kas Rp 2,2 triliun, yang bisa mengkaver 5,5 kali utang jangka pendeknya.

Meski berprospek bagus, PWON tetap berisiko. Selain beban utang naik, ongkos penerbitan obligasi ditaksir mahal. Analis Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih melihat, kini yield obligasi global naik. Apalagi, penerbitan ini di tengah kondisi rupiah terhadap dollar volatil.

Alfatih memperkirakan, kupon obligasi PWON lebih tinggi daripada kupon obligasi emiten sejenis seperti Alam Sutera Realty dan Lippo Karawaci yang terbit di awal tahun. "Kuponnya mungkin bisa lebih tinggi, sehingga berat bagi PWON," ujar dia, kemarin.

Analis Asjaya Indosurya Securities, Wiliam Surya Wijaya menilai, agar obligasinya terserap, PWON harus berani memberi kupon tinggi. Untungnya, likuiditas PWON besar karena mengandalkan recurring income. Sehingga kas PWON lebih stabil.

Fitch memprediksi, PWON menghasilkan margin EBITDA di atas 50% di jangka menengah, didukung biaya lahan murah dan kemampuan meraih laba dari superblok. Pada 2013, PWON mencatatkan EBITDA margin 53%, lebih tinggi dari emiten sejenis. Sementara Jacintha memprediksi, pendapatan PWON tumbuh 15% tahun ini.

Wiliam merekomendasikan hold saham PWON dengan target Rp 400 per saham. Harga PWON kemarin menurun 0,85% menjadi Rp 352 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×