Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan menyebabkan outlook rupiah menurun. Oxford Economics memperkirakan, rupiah akan melemah hingga 0,8% di akhir tahun dari posisi akhir kuartal pertama.
Ekonom Oxford Economics Sung Eun Jung memperkirakan bahwa rupiah tidak akan tumbang seperti yang terjadi pada Maret tahun lalu yang mencapai Rp 16.575 per dolar AS. Alasannya, ekonomi Indonesia berada dalam jalur pemulihan dan porsi kepemilikan asing pada surat utang negara (SUN) menurun. "Kami memperkirakan penurunan ini akan membantu menahan pergerakan aliran portofolio dan bank sentral akan melanjutkan intervensi di pasar untuk menopang kurs," ungkap Jung dalam riset, Senin (19/4).
Oxford Economics memperkirakan Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga dalam jangka pendek karena inflasi masih rendah. "Kami memperkirakan rupiah akan melemah 0,7% secara kuartalan di kuartal kedua dari kuartal pertama dan cenderung flat hingga akhir tahun dan berakhir pada Rp 14.640 per dolar AS," ungkap dia.
Sebelumnya, Oxford Economics memprediksikan bahwa rupiah berpotensi menguat tipis pada tahun ini. Pada akhir 2020 lalu, kurs rupiah ditutup pada Rp 14.050 per dolar AS. Artinya, tahun ini rupiah diperkirakan melemah 4,2%. "Mulai tahun 2022, kami memperkirakan rupiah akan melanjutkan tren penguatan," imbuh Jung.
Baca Juga: Jaga rupiah, BI menahan BI 7 day reverse repo rate di level 3,50%
Jung mengungkapkan bahwa pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun ini masih berada di bawah tren. Oxford Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada di 4,7%. Angka tersebut masih lebih tinggi ketimbang prediksi IMF pada 4,3% dan konsensus pada 4,6%.
Oxford Economics memperkirakan pergerakan suku bunga selanjutnya akan mengarah naik. Prediksinya, suku bunga akan tetap sebelum naik pada tahun 2023. "Ini dengan asumsi tidak ada lonjakan besar infeksi virus corona domestik yang akan menyebabkan hambatan pemulihan permintaan dan memaksa Bank Indonesia kembali memangkas suku bunga lebih lanjut," kata Jung.
Oxford Economics memperkirakan PDB Indonesia akan tumbuh 7% pada tahun depan. Syaratnya, peluncuran vaksin akan rampung di semester pertama 2022 dan efektif sehingga infeksi Covid bisa diatasi. Pertumbuhan yang tinggi inilah yang bisa menyebabkan rupiah kembali menguat tahun depan.
Baca Juga: BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 4,1%-5,1%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News