kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Outlook suku bunga AS bikin Wall Street memerah


Jumat, 27 Juni 2014 / 07:56 WIB
Outlook suku bunga AS bikin Wall Street memerah
ILUSTRASI. Kurang Minum Air Putih Bisa Ganggu Kesehatan. Bisa Sampai Menggangu Fungsi Otak.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa AS mengalami tekanan pada transaksi tadi malam (26/6) di New York. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Standard & Poor's 500 turun 0,1% menjadi 1.957,22. Sementara, indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,1% menjadi 16.846,13.

Pergerakan sejumlah saham mover turut mempengaruhi bursa AS. Beberapa di antaranya yakni: Bed Bath & Beyond Inc yang turun 7,2% menjadi US$ 56,70; Philip Morris International Inc turun 2,7% menjadi US$ 86,49; Nabors Industries Ltd naik 6,2% menjadi US$ 29; Iron Mountain Inc melonjak 20% menjadi US$ 35,74; dan Alcoa Inc naik 2,7% menjadi US$ 14,94.

Penurunan bursa AS yang terjadi untuk ketiga kalinya dalam empat hari terakhir dipicu oleh pernyataan Presiden the Federal Reserve St. Louis James Bullard. Dia mengatakan, suku bunga AS akan naik lebih cepat dari prediksi pelaku pasar. Bullard memprediksi, bank sentral AS akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya pada kuartal pertama 2015.

Beberapa penyebab kenaikan suku bunga acuan ini antara lain penurunan angka pengangguran dan percepatan inflasi.  Dia meramal, tingkat pengangguran akan turun ke bawah level 6% dan tingkat inflasi akan naik mendekati level 2% pada akhir tahun ini.

"The Fed semakin mendekati targetnya dari yang dihargai banyak orang. Perekonomian AS kian mendekati kondisi normal," jelas Bullard dalam wawancaranya dengan Fox Business Network.

Sementara itu, analis yang dihubungi Bloomberg meramal kenaikan suku bunga AS akan dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. "Pernyataan Bullard kontradiktif dengan pernyataan Janet Yellen pada pekan lalu. Adanya perbedaan pandangan dari pimpinan the Fed menekan pasar saham," jelas Ryan Larson, analis RBC Global Asset Management Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×