CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Optimistis, asing terus memburu SUN tenor panjang


Jumat, 10 Juli 2015 / 07:13 WIB
Optimistis, asing terus memburu SUN tenor panjang


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia masih cukup tinggi. Ini tercermin dari minat asing mengoleksi Surat Utang Negara (SUN) tenor panjang.

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan mencatat, pada akhir Juni 2015, porsi terbesar dana asing pada SUN domestik ditempatkan di tenor 10 tahun ke atas. Porsinya 45% dari total portofolio asing di pasar SUN. Ini yang tertinggi sejak Januari 2013.

Pada periode Januari 2013 hingga Mei 2015, rata-rata kepemilikan asing pada tenor 10 tahun ke atas antara 41% hingga 44%. Adapun hingga Selasa (7/7), total kepemilikan asing di pasar SUN senilai Rp 535,95 triliun atau setara 39,48% dari total outstanding SUN yang diperdagangkan.

Analis pasar obligasi BNI Securities I Made Adi Saputra mengatakan, faktor utama asing masih meminati SUN domestik karena tingkat yield yang menarik. Adapun, mayoritas memilih SUN tenor 10 tahun ke atas, lantaran volatilitas harga sejumlah seri tersebut cenderung bergerak cepat dan likuid.

"Sehingga tujuan utama investor asing masuk ke SUN tenor panjang agar dapat capital gain dengan cepat," papar Made.

Sejatinya, investor asing enggan masuk ke SUN tenor panjang jika prospek ekonomi Indonesia buruk. Itu sebabnya Made menilai bahwa investor asing masih melihat prospek ekonomi cukup bagus untuk jangka panjang, terutama setelah pemangkasan dana subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Jika dahulu pemerintah tidak memangkas anggaran subsidi BBM, pasar SUN saat ini bisa terkoreksi tajam di tengah perlambatan ekonomi," ungkap Made. Meski demikian, faktor nilai tukar rupiah tetap menjadi pertimbangan serius investor asing ketika berinvestasi pada SUN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×