kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.464.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.684   21,00   0,13%
  • IDX 8.709   48,94   0,57%
  • KOMPAS100 1.201   8,49   0,71%
  • LQ45 856   7,45   0,88%
  • ISSI 314   0,76   0,24%
  • IDX30 439   4,41   1,02%
  • IDXHIDIV20 505   3,54   0,71%
  • IDX80 134   0,83   0,62%
  • IDXV30 139   0,23   0,16%
  • IDXQ30 139   1,03   0,75%

Optima Tawarkan Penyelesaian Kontrak KPD Kepada Bumiputera


Kamis, 25 Juni 2009 / 06:36 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Manajemen PT Optima Kharya Capital Management akhirnya angkat bicara. Perusahaan pengelola dana investasi ini menyatakan telah menawarkan jalan keluar bagi penyelesaian kontrak pengelolaan dana (KPD) milik PT AJB Bumiputera 1912.

Optima mengaku telah menawarkan opsi restrukturisasi kepada AJB Bumiputera. "Namun, semua masih kami negosiasikan," kata Lidya Herdianto, Pejabat Hubungan Masyarakat dan Promosi Optima Kharya, kepada Barly Haliem Noe dari KONTAN, kemarin (24/6).

Tawaran ini muncul di tengah kebingungan manajemen baru AJB Bumiputera mencari cara pencairan dana yang terjebak di reksadana dan KPD Optima Kharya. Direktur Investasi AJB Bumiputera Nirwan Daud membenarkan AJB Bumiputera telah mendapat tawaran restrukturisasi KPD dari Optima.

Tawaran restrukturisasi itu berupa perpanjangan masa investasi selama satu hingga dua tahun dan perubahan bentuk kontrak. "Mereka menawarkan untuk menaruh dananya di reksadana penyertaan terbatas (RDPT) dengan aset dasar saham," kata Joko Triyogyanto, Kepala Divisi Manajemen Dana AJB Bumiputera.

Namun, AJB Bumiputera belum bisa begitu saja menerima tawaran restrukturisasi tersebut. Sebab, skema restrukturisasi ini masih membingungkan. "Optima tak mampu menjelaskan saham-saham yang menjadi asetnya," jelas Joko.

Joko menambahkan, AJB Bumiputera memiliki enam perjanjian KPD dengan Optima. Total nilainya sekitar Rp 300 miliar. Dua di antaranya berupa reksadana pendapatan tetap senilai Rp 107,87 miliar dan KPD berbasis saham US$ 3 juta dolar AS atau sekitar Rp 30 miliar.

Yang agak aneh adalah perjanjian penempatan dana KPD di Reksadana Optima Stabil. Sebab, AJB Bumiputera tidak menyerahkan uang melainkan portofolio obligasi senilai Rp 107,87 miliar. Obligasi tersebut antara lain terbitan PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA), Bank Jabar, PT Bank Permata Tbk, PT Tunas Finance, dan Surat Utang Negara (SUN) seri FR0043.

Optima kemudian menempatkan obligasi tersebut sebagai aset dasar Reksadana Optima Stabil. Sebagai imbalannya, AJB Bumiputera akan mendapat imbal hasil bersih 10% per tahun. Jika ternyata imbal hasil riil kurang dari tingkat yang dijanjikan, Optima akan menambal kekurangannya. Sebaliknya, jika hasilnya di atas nilai yang dijanjikan, Optima akan menikmati kelebihannya.

Persoalan menjadi semakin rumit karena Optima ternyata telah menjual obligasi tersebut. Sebagai gantinya, Optima membeli sejumlah repo saham yang kemudian hari harganya ternyata anjlok. Anehnya, manajemen AJB Bumiputera tidak mengetahui soal penjualan obligasi ini. "Kami juga bingung. Kami baru menjabat sejak September lalu," kilah Joko.

Bapepam-LK bungkam

Sayang, Optima enggan memberikan penjelasan lebih rinci tentang persoalan ini. Tapi, seorang sumber KONTAN yang tahu persoalan ini membisikkan, AJB bukan satu-satunya investor yang tak dapat menarik dananya dari Optima. Dua perusahaan asuransi plat merah lainnya, PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Jasa Indonesia, konon juga kesulitan menarik dana mereka.

Namun, Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim membantah kabar itu. "Kami sudah mencairkan semua Februari lalu. Jadi, kami bersih," katanya. Sementara itu, Direktur Utama Jasindo Eko Budiwiyono mengaku tidak mengetahui adanya dana Jasindo yang tertanam di produk Optima. "Saya belum cek," jawabnya singkat.

Yang paling mengherankan, Bapepam-LK sebagai pengawas pasar modal justru bersikap tutup mulut. "Saya no comment," kata Djoko Hendratto, Kepala Biro Pengelolaan Investasi. Sementara itu, Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany juga tidak membalas pesan singkat ke telepon selulernya.

Abdul Wahid F., Asih Kirana W., Barly Haliem Noe

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×