Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) optimistis bisa menekan ketergantungan impor besi scrap Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pabrik peleburan besi. Setelah aksi korporasi perdananya hari ini, OPMS menargetkan bisa menekan 5%-10% impor besi scrap tiap tahunnya.
Asal tahu saja sampai saat ini China sebagai negara importir besi yang paling banyak memasok scrap besi ke Indonesia. Namun kualitas besi scrap yang diimpor dari China kurang bagus karena lebih banyak mengirim besi seng tipis. Sedangkan besi kualitas terbaik adalah dari bekas kapal.
Direktur PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk Hendry menyatakan Optima Prima akan terus menambah dan meningkatkan produksi besi.
“Lewat upaya ini, setiap tahunnya Optima Prima diharapkan bisa menekan 5%-10% impor besi sehingga bisa memenuhi kebutuhan besi scrap di Indonesia,” jelasnya kepada Kontan.co.id saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/9).
Baca Juga: Saham Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) melejit 68% saat IPO
Sebelumnya Hendry pernah bilang, walau saat ini OPMS masih menjadi pioner besi scrap, dalam spektrum waktu yang panjang OPMS bisa menjadi pemasok utama besi scrap ke pabrik peleburan di Indonesia.
Hendry pernah bilang target jangka panjang OPMS adalah bisa menekan sampai 50% impor besi scrap.
Direktur Utama PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk Meilyna Widjaja menjelaskan upaya yang saat ini dilakukan Optima Prima setelah IPO adalah menambah pembelian kapal di 2020 mendatang.
Optima Prima akan membeli 12 unit-15 unit kapal bekas di 2020 dari sebelumnya hanya 8 unit-10 unit kapal di tahun ini.
“Sebenarnya Optima Prima tidak memperhitungkan jumlah kapalnya tapi lebih kepada jumlah tonasenya karena berat rata-rata kapal berbeda,” jelasnya.
Tapi berat kapal yang diincar OPMS antara 1.000 gross weight tonase (GWT)-10.000 GWT.
Baca Juga: Optima Prima Metal Sinergi tetapkan harga IPO Rp 135 per saham
Meilyna menyatakan semakin berat kapal yang dibeli, target akan semakin cepat tercapai. Namun dengan bertambahnya jumlah kapal yang dibeli, target produksi OPMS meningkat.
Pada tahun 2020 OPMS targetkan bisa produksi 24.000 ton-26.000 ton. Meilyna mengatakan sampai saat ini kapasitas per tahun OPMS mampu memproduksi besi scrap 1.700 ton-2.000 ton per bulan. Nah, tahun depan OPMS akan menambah kapasitasnya yakni 2.000 ton-2.200 ton besi scrap per bulan.
Sampai dengan tahun ini karena OPMS juga baru saja bertransformasi menjadi produsen besi scrap, Meilyna optimistis pertumbuhan penjualan OPMS mencapai 70% tahun ini dan tahun berikutnya pertumbuhannya akan tumbuh 30% secara konsisten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News