Reporter: Harry Febrian, Choirunissak Fauziati | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Harga batubara kembali menyentuh level US$ 90-an. Penyelenggaraan Olimpiade London ikut mengangkat harga batubara. Analis menduga harga batubara masih akan bergerak naik karena belum di harga wajar.
Harga batubara pengiriman Oktober 2012 Jumat (27/7) berada di US$ 90,8 per ton. Naik 0,61% dari hari sebelumnya yang berada di US$ 90,25 per ton.
"Sentimen positif Olimpiade London mengangkat harga saham, energi, dan komoditas, termasuk batu bara" ungkap Renji Bestari, Analis Pasar Fisik Komoditas Soegee Futures. Kebutuhan akan batubara bisa meningkat. Selain itu, nilai ekonomi Eropa bisa terangkat. Sehingga nilai euro pun naik.
Analis lain memproyeksi harga batubara masih belum terkonfirmasi berada pada tren naik. Menurut Ibrahim, Analis senior Harvest International Futures, sentimen negatif dari perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi harga batubara. "Tetap ada pengurangan permintaan batubara dari China yang merupakan konsumen terbesar," ujar dia.
Ibrahim menduga harga batubara bisa terus merosot tajam lantaran produksi yang meningkat. "Australia kelebihan produksi," kata dia. Jika memang belum ada sinyal baik bagi perekonomian, sangat mungkin jika harga batubara akan turun lebih dalam dari harga tahun 2011.
"Setidaknya untuk 2012 dan 2013 nanti, harga masih akan tertekan karena produksi yang menggelembung," kata Ibrahim. Perkiraan terburuk, harga batubara bisa kembali bermain di kisaran US$75 hingga US$ 80 pada akhir tahun nanti.
Murah
Renji berpendapat harga batubara di level sekarang masih terbilang murah. Sebab jika melihat harga rata-rata pengiriman Oktober masih di level US$ 102 per ton. Karena itu, dia yakin kalau harga batubara bisa kembali naik.
"Setidaknya berdasarkan rata-rata tahun lalu harga wajar di US$ 105 per ton," papar Renji.
Pertumbuhan China memang melambat. Tapi dengan naiknya permintaan India dianggap mampu meningkatkan harga batubara.
Permintaan India menurut Deutshce Bank bisa mencapai 33% dari kebutuhan batubara global. Ini tentu bisa mengimbangi harga yang melemah karena turunnya permintaan dari China
Namun menurut Ibrahim, dari teknikal harga batubara juga masih mengindikasikan pelemahan harga. Beberapa indikator teknikal seperti moving average, bollinger band 20, stochastic, relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence masih memberi sinyal negatif. "Yang sedikit sideways dan bisa menahan adalah RSI," kata dia.
Karena itu, Ibrahim memprediksi harga batubara masih akan tertekan di US$ 87 hingga US$ 90,75 per ton selama sepekan ini. Sedangkan menurut Renji, selama sepekan ke depan batubara akan menguat hingga ke US$ 94 – US$ 95 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News