Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Panorama Transportasi Tbk (WEHA) berniat menerbitkan obligasi senilai Rp 150 miliar. Penerbitan obligasi ini dijadwalkan berlangsung antara Oktober-November tahun ini.
Manajemen WEHA menjelaskan, proses penerbitan obligasi masih berlangsung. “Kami usahakan tidak melewati semester dua tahun ini,” kata Sudjasmin Djambiar, Direktur dan Sekretaris Perusahaan WEHA, Rabu (7/9).
WEHA berencana menggunakan dana hasil penerbitan obligasi ini untuk menambah jumlah armada. Namun perusahaan yang mengelola jasa transportasi darat ini belum mengantongi perkiraan berapa jumlah kendaraan yang akan dibeli dengan menggunakan hasil penerbitan obligasi. WEHA juga akan mengalokasikan sebagian uang hasil penjualan surat utang untuk memenuhi modal kerja.
Rencana ini melengkapi agenda ekspansi penambahan armada perusahaan operator bus White Horse tersebut. Sebelum ini WEHA berencana membeli tambahan armada Hyundai Starex Mover untuk taksi premium sebanyak 100 unit. Perusahaan ini juga berniat menambah 20 unit bus Mercedes Benz berukuran besar. Jadi, total armada taksi WEHA dengan pembelian tersebut akan menjadi 300 unit dan bus berukuran besar menjadi 89 unit.
Untuk pembelian tersebut perusahaan ini akan menggunakan fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri senilai Rp 60,3 miliar. Panorama sudah memperoleh kepastian atas fasilitas pinjaman tersebut Juni lalu. WEHA akan mencairkan pinjaman ini sesuai kebutuhan. Jangka waktu pelunasan kredit adalah 60 bulan sejak penarikan dilakukan.
Mengutip laporan keuangan per Juni 2011, total utang perusahaan mencapai Rp 154,82 miliar. Sedang total ekuitas Rp 76,29 miliar. Jadi, debt to equity ratio (DER) WEHA mencapai 2,03 kali. DER ini sudah di atas DER industri, yaitu 1,46 kali.
Pada paruh pertama tahun ini pendapatan perseroan mencapai Rp 147,47 miliar, naik dari pendapatan di periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 112,24 miliar. Sedang laba yang bisa diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 1,65 miliar, naik tinggi dibanding laba semester 1-2010 di mana perseroan mengalami rugi sebesar Rp 1,88 miliar.
Raka Mahesa Wardhana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News