Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi
JAKARTA. Keputusan Senat Amerika Serikat (AS) untuk menolak memberikan bantuan keuangan (bail out) kepada perusahaan otomotif di AS, berimbas juga ke nilai tukar dolar AS. Akhir pekan lalu, nilai tukar mata uang negeri Uwak Sam ini turun tajam terhadap yen.
Jumat (12/12), yen menguat mencapai ¥ 91,21 per dolar AS. Bahkan sebelumnya, yen sempat menyentuh ¥ 88,53 per dolar AS, dan merupakan nilai tukar tertinggi yen terhadap dolar AS selama 13 tahun terakhir. Dan dengan demikian, dolar telah turun selama enam minggu berturut-turut terhadap yen. Kejadian serupa terakhir kali terjadi pada Desember 2004.
Penolakan Senat AS terhadap bail out ternyata meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap kondisi ekonomi AS. "Investor melihat kondisi ekonomi Amerika akan semakin memburuk," ujar Kepala Divisi Tresuri Bank NISP Suriyanto Chang, kemarin (14/12).
Karena itu, investor khawatir dolar AS bukan lagi merupakan safe haven currency, dan risiko memegang dolar meningkat. "Status dolar sebagai safe haven currency telah disaingi yen," kata Bilal Hafeez, Global Head of Currency Strategy Deutsche Bank AG seperti dikutip oleh Bloomberg. Investor pun mencoba mencari alternatif safe haven currency yang lain. Pilihan investor jatuh pada yen.
Analis yakin, dalam jangka pendek, yen masih berpotensi menguat. Vassili Serebriakov, Currency Strategist Wells Fargo & Co memprediksi yen akan bertahan di bawah ¥ 90 per dolar AS selama beberapa minggu ke depan. Alasannya, gejolak pasar keuangan masih tinggi.
Tapi, Suriyanto melihat penguatan yen hanya berlangsung sementara. Sebab, Departemen Keuangan AS menyatakan pemerintah akan mengambil sedikit dana paket bantuan industri keuangan AS yang senilai US$ 700 miliar. Langkah ini akan memulihkan kepercayaan pasar, dan dolar AS kembali kuat.
Pasar juga memperkirakan, dalam pertemuan pada 16 Desember nanti, Federal Reserve (Fed) akan kembali memangkas Fed rate hingga tinggal 0,5%. Suriyanto juga memperkirakan jika dolar AS menguat, rupiah juga bakal ikut menguat terhadap dolar AS. "Secara historis, kalau dolar AS menguat terhadap yen, rupiah juga akan sedikit menguat terhadap dolar," imbuh Suriyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News