kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Nilai obligasi di pasar sekunder turun signifikan


Selasa, 13 Maret 2012 / 11:26 WIB
Nilai obligasi di pasar sekunder turun signifikan
ILUSTRASI. Pilihan harga mobil bekas tahun muda terjangkau, ada Daihatsu Xenia generasi ini


Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Aktivitas perdagangan obligasi di pasar sekunder cenderung sepi pada awal pekan kemarin. Data Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) menunjukkan, nilai transaksi obligasi pada penutupan perdagangan Senin (12/3) hanya sebesar Rp 2,1 triliun. Angka ini turun signifikan jika dibanding nilai transaksi pada akhir pekan, Jumat (9/3), yang mencapai Rp 7 triliun.

Tidak hanya itu, frekuensi perdagangan obligasi juga mengalami penurunan. PLTE mencatat, frekuensi perdagangan hanya mencapai 325 transaksi. Jumlah ini masih lebih rendah ketimbang akhir pekan kemarin yang berhasil mencatatkan 377 transaksi.

Corporate Secretary Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing, menguraikan bahwa di perdagangan kemarin seri FR0058 bertenor 10 tahun masih menjadi obligasi pemerintah teraktif ditransaksikan dengan 75 transaksi yang bernilai Rp 472 milliar. "Fair price untuk seri FR0058 tersebut adalah 117,5414 dengan yield 6,6588%," jelas Tumpal, Selasa (13/3).

Sementara, obligasi korporasi teraktif adalah Obligasi Subordinasi II Bank CIMB Niaga Tahun 2010 (BNGA02SB) yang memiliki yield 9,1509%, fair price 110,1749, rating AA(idn) dan kupon 10,85% ditransaksikan sebanyak 13 kali transaksi senilai Rp31 milliar.

Sepinya perdagangan kemarin, serta merta menggiring kenaikan tingkat yield. Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada menuturkan, seri-seri obligasi pemerintah cenderung bergerak mixed (campuran) . Namun secara rata-rata, kecenderungan yield-nya masih bergeser naik.

Kata Reza, kenaikan rata-rata yield tertinggi, Senin (12/3) terjadi pada obligasi pemerintah bertenor pendek sebesar 12, 25 basis poin (bps) . Kemudian di urutan kedua ada obligasi pemerintah bertenor menengah dengan yield rata-rata naik 10,46 bps dan yield obligasi pemerintah bertenor panjang naik 9,6 bps.

"Sepertinya, pasar obligasi domestik sedang dalam fase konsolidasi dengan kemungkinan harga bisa tergiring turun lagi," prediksi Reza.

Asal tahu saja, Indeks Inter Dealer Market Association (IDMA), acuan harga obligasi pemerintah, pada penutupan Senin (12/3) masih juga turun ke posisi 110,78 dari 111,43 pada akhir pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×