Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) optimistis bisnis di 2021 bakal memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan 2020.
Head of Investor Relation NFC Indonesia Stanley Tjiandra menjelaskan permintaan sepanjang 2021 berjalan ini sudah menunjukkan pemulihan dan beberapa klien NFCX juga sudah mulai mengalami pertumbuhan positif.
Dengan rasa optimistis tersebut, NFC Indonesia pasang target pertumbuhan secara operasional. Stanley mengatakan target jumlah member menjadi 180.000-190.000 dari 135.349 di 2020.
"Untuk segmen digital advertising di 2020 15.100 screen kita lihat kita bisa bertumbuh minimal menjadi 24.000 screen di tahun ini," imbuh Stanley saat public expose, Kamis (10/6).
Baca Juga: Kembangkan bisnis kendaraan listrik, NFC Indonesia dan SiCepat bentuk usaha patungan
Dus, di tahun ini NFCX masih akan melakukan ekspansi dengan menganggarkan modal investasi Rp 40 miliar hingga Rp 100 miliar di 2021. Sumber pendanaannya, NFCX masig akan mengandalkan kas internal yang per 2020 tercatat memiliki net cash Rp 192 miliar.
"Kita memiliki peluru yang cukup besar untuk pengembangan strategi,"jelasnya.
Direktur Utama NFC Indonesia Abraham Theofilus juga optimistis dengan pembentukan perusahaan patungan dengan PT Sicepat Expres Indonesia yaitu PT Energi Selalu Baru (ESB) yang akan memasuki bisnis Electric Vehicle (EV) yang berfokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukung.
Adapun pemegang saham mayoritas dalam perusahaan patungan ini adalah PT Volta Indonesia Semesta.
"Kita masuk ke sini karena persaingannya masih cukup terbuka, belum ada yang kuat khususnya di Indonesia," jelas dia.
Abraham menjelaskan untuk tahap pertama SiCepat akan memesan 5.000 unit motor. Sementara itu NFCX akan memberdayakan 84.000 jaringan warung menjadi titik pertama sebagai stasiun baterai dan layanan purna jual ke depannya.
Pendapatan NFCX di 2020 tercatat sebesar Rp 7,6 triliun atau tumbuh 23,58% yoy dari Rp 6,15 triliun. Namun laba bersih tercatat sebesar Rp 24 miliar turun 32,5% yoy.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan secara teknikal saham NFCX sempat break resistance, namun belum begitu kuat terlihat dari volume yang didominasi penjualan. "Dan dari sisi indikator MACD dan Stochastic masih menunjukkan tanda-tanda koreksi," jelas dia.
Sedangkan untuk DMMX dia memperkirakan selama belum mampu bergerak menembus resistancenya di Rp 1.475, maka pergerakan selanjutnya rawan koreksi, dengan koreksi minimal untuk menguji MA20, nampak juga dari indikator MACD dan Stochasticnya masih menunjukkan tanda-tanda koreksi.
Selanjutnya: Laba NFC Indonesia (NFCX) turun meski pendapatan naik di 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News