Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Amerika Serikat kembali menunjukkan volatilitasnya pada Rabu, 4 September 2024, dengan indeks Nasdaq mengalami penurunan dan indeks acuan S&P 500 tetap datar.
Hal ini terjadi setelah laporan pembukaan lapangan kerja yang lemah meningkatkan kekhawatiran tentang kesehatan ekonomi AS.
Data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pembukaan lapangan kerja pada bulan Juli mencapai 7,673 juta, lebih rendah dari ekspektasi para ekonom yang disurvei oleh Reuters yang memperkirakan angka 8,1 juta.
Penurunan ini memicu kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja AS mungkin sedang mengalami pelemahan, yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Baca Juga: JPMorgan Kehilangan Momentum Usai Sahamnya Naik 30%, Deutsche Bank Turunkan Peringkat
Laporan ini datang menjelang data penting non-farm payrolls untuk bulan Agustus yang akan dirilis pada hari Jumat mendatang. Data ini memiliki potensi untuk mempengaruhi spekulasi mengenai besaran pemotongan suku bunga yang diharapkan dari Federal Reserve AS pada bulan September.
Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan 53% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin, turun dari lebih dari 61% sebelumnya pada hari yang sama. Sementara itu, peluang pemotongan sebesar 50 basis poin berada pada angka 47%.
Reaksi Pasar: Penurunan pada Indeks Teknologi
Pada sesi sebelumnya, indeks utama Wall Street mengalami kerugian harian terbesar sejak awal Agustus, karena investor melepaskan saham-saham terkait teknologi dalam suasana pesimis pada awal September.
Sejak tahun 1928, S&P 500 secara historis mencatatkan kerugian rata-rata sekitar 1,2% pada bulan September, bulan yang secara tradisional dianggap lemah bagi ekuitas AS.
Baca Juga: Warren Buffett Menyesal Tak Berinvestasi di Amazon Sejak Awal, Ini Alasannya
Suasana hati yang menghindari risiko ini semakin diperburuk oleh data pada hari Selasa yang menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur menyusut, hampir sebulan setelah tanda-tanda melemahnya permintaan tenaga kerja memicu kekacauan pasar global.
Selain itu, survei dari Federal Reserve yang dikenal sebagai "Beige Book" juga diantisipasi untuk dirilis pada hari Rabu.
Pada pukul 10:14 pagi waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 95,23 poin atau 0,23% menjadi 41.032,16. Sementara itu, S&P 500 (.SPX) turun 3,01 poin atau 0,05% menjadi 5.525,92, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 70,24 poin atau 0,41% menjadi 17.066,06.
Sektor Utilitas Memimpin Kenaikan, Saham Nvidia Tertekan
Dari 11 sektor di S&P 500, sembilan di antaranya mengalami kenaikan, dipimpin oleh sektor utilitas (.SPLRCU) yang naik 1,2%. Kenaikan saham-saham finansial seperti Goldman Sachs (GS.N) dan Travelers (TRV.N) membantu menjaga indeks Dow Jones tetap berada di zona hijau.
Namun, saham Nvidia (NVDA.O) turun 0,8% setelah sebuah laporan menyebutkan bahwa Departemen Kehakiman AS mengirimkan panggilan pengadilan kepada perusahaan chip AI tersebut sebagai bagian dari penyelidikan yang semakin dalam terhadap praktik antitrust perusahaan.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Anjlok Hampir 5%, ke Level Terendah Sejak Desember 2023
Saham-saham pertumbuhan lainnya seperti Apple (AAPL.O) turun 2%, Amazon.com (AMZN.O) kehilangan 1,2%, dan Microsoft (MSFT.O) turun 0,7%. Sementara itu, Zscaler (ZS.O) memproyeksikan pendapatan dan keuntungan untuk tahun fiskal 2025 di bawah perkiraan, sehingga sahamnya turun 17,2%.
Saham Dollar Tree (DLTR.O) juga anjlok 18,6% setelah operator toko diskon tersebut memangkas proyeksi penjualan dan laba tahunannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News