Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) semakin agresif mengelola bisnis properti. Sejauh ini, MYRX sudah menjual sekitar 8.000 rumah di kawasan Maja, Tangerang.
Benny Tjokrosaputro, Presiden Direktur MYRX mengatakan, penjualan rumah di Maja melebihi ekspektasi. "Banyak peminatnya, bahkan sampai rebutan," kata Benny kepada KONTAN, Rabu (26/11).
Menurut Benny, hal ini tidak lepas dari lokasi rumah yang cukup strategis, berdekatan dengan stasiun kereta api. Untuk itu, banyak kalangan menengah ke bawah yang tertarik untuk membeli rumah di Maja. MYRX menjual rumah pada kisaran harga Rp 119,5 juta hingga Rp 290 juta per unit. Untuk pengembangan di Maja, MYRX telah menggandeng PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Selain di Maja, MYRX juga mengembangkan kawasan perumahan di kawasan Serpong Kencana. Untuk kawasan ini, rumah yang sudah terjual sekitar 1.500 unit. "Kalau terjual habis bisa 2.600 unit," lanjut Benny.
Semula, MYRX menargetkan dapat menjual 10.000 unit rumah per tahun. Namun, melihat antusiasme yang tinggi, perseroan berharap penjualan rumah akan tumbuh 30% - 40% per tahun.
Tak hanya itu, MYRX juga akan meningkatkan anggaran belanja modal (capex) setiap tahunnya. Selain untuk pengembangan properti, MYRX akan terus menambah cadangan lahan.
Tahun ini, Benny mengaku sudah menghabiskan capex senilai Rp 4,5 triliun dari dana rights issue untuk membeli tanah di Maja, Serpong, Bekasi, dan Tangerang. Adapun cadangan lahan yang dimiliki MYRX saat ini sekitar 2.900 hektare (ha). Sebagian besar cadangan lahan MYRX berada di kawasan Maja, yakni sekitar 2.000 ha.
Tahun depan, MYRX akan melanjutkan pengembangan properti di Maja dan Serpong. Sedangkan lahan di Bekasi dan Tangerang dengan luas total 451 ha baru akan dikembangkan 2 - 3 tahun ke depan.
Di semester satu tahun ini, MYRX mengalami rugi bersih Rp 4,2 miliar, naik tipis 6,8% dari periode sama tahun 2013 sebesar Rp 3,93 miliar. Pendapatan MYRX per semester I-2014 turun 60,48% year on year menjadi Rp 66,48 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 167,41 miliar.
Perolehan pendapatan tahun ini masih berasal dari bisnis lama di sektor pertambangan. Sementara bisnis baru di sektor properti belum bisa masuk ke pendapatan dan laba bersih. Benny yakin bisnis properti ke depan akan semakin positif. Untuk itu, MYRX berharap bisa segera melepas bisnis di sektor tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News