Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim rilis laporan keuangan kuartal III-2022 segera tiba. Berbarengan dengan momentum pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rilis kinerja emiten ditaksir bisa kembali menggairahkan pasar saham dalam negeri.
Sejauh ini, masih belum banyak emiten yang telah merilis laporan kinerja di Bursa Efek Indonesia (BEI). Empat di antaranya adalah PT Eastparc Hotel Tbk (EAST), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), PT Tanah Laut Tbk (INDX), dan PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA).
Merujuk laporan keuangan keempat emiten tersebut, EAST, ESSA, dan ARNA sukses menumbuhkan kinerja pendapatan dan laba bersih dalam periode sembilan bulan 2022. Nasib berbeda dialami oleh INDX.
Sebagai gambaran, EAST dan ESSA membukukan pertumbuhan kinerja yang kuat. Pendapatan EAST melesat 98,91% menjadi Rp 60,39 miliar secara tahunan (YoY), sedangkan laba periode berjalan terdongkrak 313,01% ke angka Rp 19,99 miliar.
Sementara itu, ESSA mengantongi pendapatan senilai US$ 557,03 juta selama sembilan bulan 2022, naik 131,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba bersih ESSA bahkan meroket 1.183,9% menjadi US$ 104,64 juta.
Baca Juga: Kompak Melemah, Begini Prospek Saham-saham Bank Digital ke Depan
Presiden Direktur ESSA Chander Vinod Laroya mengungkapkan, lompatan kinerja ESSA tak lepas dari dinamika pasar dan harga komoditas. Lihat saja, realisasi harga amoniak ESSA pada periode Januari-September 2022 melonjak 105% YoY menjadi US$ 902 per metrik ton.
“Keunggulan operasional yang konsisten didukung oleh harga amonia & LPG yang lebih tinggi telah membantu ESSA untuk mempertahankan kinerja yang solid," terang Chander dalam keterbukaan informasi di BEI, pekan lalu.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo memperkirakan, mayoritas emiten di sektor-sektor yang industrinya sudah pulih berpeluang besar mencetak kinerja memuaskan pada kuartal III-2022. Azis melihat prospek kinerja yang cemerlang di sektor komoditas dan perbankan.
"Sektor pariwisata dan transportasi, sektor basic industry juga memiliki potensi mencatatkan kinerja laporan keuangan yang positif," ujar Azis saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (17/10).
Hal senada juga disampaikan Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana. Dia menaksir kinerja emiten batubara dan emiten di sektor yang diuntungkan dari pembukaan kembali aktivitas masyarakat akan terangkat dalam laporan kuartal III-2022.
Baca Juga: Harga Saham BUMI & GOTO Kompak Menghijau di Perdagangan Bursa Senin (17/10)
Wawan pun menjagokan emiten perbankan, otomotif, dan transportasi. "Itu diuntungkan dari pembukaan aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat. Tapi nomor satu yang akan tetap spektakuler adalah batubara," ujarnya.
Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono turut memperkirakan mayoritas emiten masih mampu menumbuhkan kinerja, setidaknya dari sisi pendapatan atau top line. Agus menaksir gross margin emiten di sektor konsumer akan membaik pada kuartal III-2022.
Namun, Agus punya catatan terhadap emiten konsumer. "Untuk emiten dengan utang dolar besar, kemungkinan akan membukukan forex loss," sebut Agus.
Angin Segar bagi IHSG
Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menambahkan, kinerja emiten di sektor ritel juga layak dilirik pada laporan kuartal III-2022. Meski, Jimmy turut memprediksi emiten batubara dan perbankan jadi primadona dalam melanjutkan tren pertumbuhan kinerja.
Bahkan, hasil positif dari laporan keuangan perbankan bisa menjadi katalis untuk menggairahkan kembali pasar saham yang belakangan ini muram. Biasanya, emiten perbankan berkapitalisasi besar (bigcaps) akan merilis laporan keuangan lebih awal.
Baca Juga: Saham Big Caps Perbankan Bisa Mulai Dikoleksi Saat IHSG Bearish, Begini Caranya
"Musim rilis laporan keuangan ini bisa membantu mendorong indeks naik, terutama dari laporan keuangan bigcaps perbankan yang diproyeksi cukup baik di kuartal ketiga," sebut Jimmy.
Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menyoroti, tekanan IHSG tak lepas dari aksi profit taking di tengah berbagai sentimen negatif yang membayangi. Mulai dari pelemahan ekonomi global, anjloknya nilai tukar rupiah, dan efek kondisi makro ekonomi.
Menurut Lukman, musim rilis laporan keuangan kuartal III dapat menjadi angin segar bagi IHSG. Sebab, pertumbuhan kinerja yang diprediksi terjadi pada mayoritas emiten dapat menggambarkan optimisme ekonomi Indonesia.
"Hal ini dapat mengembalikan kepercayaan para pelaku pasar di tengah kondisi makro saat ini. Kami masih melihat optimisme para emiten pada kuartal III yang masih akan melanjutkan pertumbuhan," terang Lukman.
Secara historis, Wawan menyampaikan bahwa musim rilis kinerja emiten kuartal ketiga bisa ikut mengangkat IHSG yang terkoreksi pada bulan Oktober. Laporan kinerja kuartal III akan dipakai investor sebagai pegangan untuk menaksir kinerja full year emiten.
Sementara itu, Agus punya catatan yang sedikit berbeda. Menimbang sentimen dari ekonomi global dan situasi makro ekonomi saat ini, musim rilis kinerja kuartal ketiga ditaksir tidak akan signifikan mendongkrak IHSG.
Meski, Agus tetap yakin IHSG bisa kembali menembus level 7.000-an hingga Desember nanti. "Kondisi pasar kurang bagus jadi sentimen hasil kuartal ketiga kurang terasa. Inflasi dunia, terutama AS kalau masih naik akan jelek. Kalau inflasi mulai turun, baru sentimennya akan baik," terang Agus.
Sedangkan Azis berpandangan, penurunan IHSG saat ini justru bisa menjadi momentum untuk mengoleksi saham yang membukukan kinerja apik dalam laporan kuartal ketiga. Di sini, Azis menjagokan PT Astra International Tbk (ASII) dengan potensi upside 10%-15%.
Selain ASII, Azis menyarankan pelaku pasar melirik PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Adapun, ASII, ADRO, dan ITMG juga menjadi emiten dan saham pilihan Wawan. Selanjutnya, Wawan menjagokan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan bank bigcaps seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News