kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.869   -59,00   -0,35%
  • IDX 6.514   68,34   1,06%
  • KOMPAS100 937   10,07   1,09%
  • LQ45 729   7,43   1,03%
  • ISSI 208   1,90   0,92%
  • IDX30 378   2,49   0,66%
  • IDXHIDIV20 457   4,01   0,89%
  • IDX80 106   1,10   1,05%
  • IDXV30 112   1,03   0,93%
  • IDXQ30 124   0,63   0,51%

Morgan Stanley revisi prospek komoditas logam


Rabu, 16 Maret 2016 / 20:19 WIB
Morgan Stanley revisi prospek komoditas logam


Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Morgan Stanley merevisi proyeksi beberapa harga komoditas untuk tahun 2016. Revisi setelah melihat perkembangan pertumbuhan ekonomi global saat ini.

Dalam laporan kuartalan Morgan Stanley, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (16/3), beberapa harga komoditas memang diprediksi masih positif. Sebut saja harga aluminium yang diduga naik 1% menjadi US$ 1.565 per metrik ton. Disusul emas melesat 8% ke level US$ 1.173 per ons troi serta platinum naik 4% di US$ 926 per ons troi.

Sedangkan beberapa komoditas lainnya tetap diprediksi bearish. Seperti tembaga yang diduga merosot 3% ke level US$ 5.071 per metrik ton serta nikel juga turun 3% menjadi US$ 10.362 per metrik ton.

Menurut Morgan Stanley kejatuhan bagi mayoritas logam industri disebabkan oleh tidak adanya gelontoran stimulus yang dilakukan China yang meningkatkan kepercayaan pasar akan logam industri. Sementara diketahui China merupakan konsumen terbesar dari logam industri. Artinya diduga permintaan masih akan melempem yang akan menyeret harga dalam tren penurunan.

Walau demikian, pergerakan harga aluminium diprediksi memang berbeda. Sebab komoditas ini dilihat menjadi bahan baku baru bagi otomotif dan pembangkit listrik baik di Jepang dan Arab Saudi. Hal itu bisa mengangkat harga aluminium ke depannya.

Sedangkan untuk logam mulia, tren diduga masih akan positif mengingat kelesuan ekonomi global akan meningkatkan pamor logam mulia sebagai safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×