kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody’s Sematkan Peringkat Baa2 untuk Obligasi Inalum


Senin, 18 April 2022 / 09:48 WIB
Moody’s Sematkan Peringkat Baa2 untuk Obligasi Inalum
ILUSTRASI. Pencetakan aluminium di pabrik Inalum di Kuala Tanjung, Sumatra Utara.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Moody's menyematkan peringkat Baa2 untuk surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum dengan outlook stabil.

Dalam laporan Moody’s, Inalum berencana untuk menggunakan dana bersih untuk membeli kembali dan membatalkan obligasi yang sudah ada, yang mana merupakan bagian dari penawaran tender.

Wakil Presiden sekaligus Analis Senior Moody, Nidhi Dhruv menjelaskan pihaknya memperkirakan tingkat utang Inalum akan tetap sekitar US$7 miliar - US$7,2 miliar hingga 2024.

"Meskipun leverage keuangannya akan turun hingga di bawah 4,0x, tapi didukung oleh dividen tambahan dari Freeport Indonesia, harga komoditas yang tinggi, dan volume yang stabil," jelas Dhruv dalam riset Moody's yang dirilis, Kamis (14/4).

Baca Juga: Pasokan Obligasi Tinggi, Manajer Investasi Kian Mudah Racik Reksadana

Lebih lanjut, Dhruv memaparkan peringkat Baa2 ini menggabungkan Ba1 pada Baseline Credit Sssessment (BCA) Inalum. Serta, adanya peningkatan dua tingkat berdasarkan ekspektasi Moody's, yang mana ada kemungkinan mendapat dukungan dari pemerintah pada saat dibutuhkan.

Selain itu, pemeringkatan Inalum juga dinilai dari kepemilikan 51,2% saham PT Freeport Indonesia, yang mengoperasikan tambang tembaga terbesar kedua di dunia dan tambang emas terbesar di Grasberg.

Moody’s menganalisis kinerja operasi dan keuangan anak perusahaan Inalum, PT Timah Tbk (TINS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah membaik dan kemungkinan akan dipertahankan selama 1-2 tahun ke depan.

"Meskipun ada penundaan dalam rencana Inalum untuk meningkatkan kapasitas dan ekspansi hilir batu bara, nikel dan bauksit, tapi izin ekspor yang diperluas untuk bijih bauksit dan ketersediaan pasar domestik untuk bijih nikel telah mengurangi risiko jangka pendek," kata Dhruv.

Adapun, prospek stabil mencerminkan ekspektasi Moody's bahwa Inalum akan mengelola profil keuangan dan likuiditasnya sedemikian rupa sehingga dapat melayani bunga serta persyaratan kontribusi tunai untuk kapasitas hilir dan usaha patungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×