Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara akan kembali digelar pada Selasa (16/4) mendatang. Para investor diperkirakan masih akan meramaikan lelang sukuk negara nanti walau waktu pelaksanaan-nya hanya berjarak satu hari sebelum pemilu presiden dan legislatif 2019 digelar.
Senior VP & Head of Investment Recapital Asset Management Rio Ariansyah menyampaikan, besar kemungkinan jumlah penawaran yang masuk pada lelang sukuk negara tidak jauh berbeda dengan lelang sebelumnya. Pada lelang sukuk negara, 2 April lalu, jumlah penawaran yang masuk tercatat Rp 18,41 triliun.
Ia menilai, selepas pemilu berlangsung, pasar obligasi Indonesia berpotensi volatil dalam jangka pendek. Hal ini merupakan efek dari respons para investor terhadap hasil pemilu siapapun pemenangnya.
Maka dari itu, bukan mustahil sebagian investor memilih untuk mengambil posisi beli sebelum pemilu benar-benar dilaksanakan. “Lelang masih akan diramaikan oleh investor yang berusaha mengamankan portofolionya dari efek pasca pemilu,” katanya, Jumat (12/4) lalu.
Akan tetapi, penawaran masuk lelang sukuk negara juga terancam turun. Bukan karena efek pemilu, melainkan karena dampak apabila data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis pada Senin (15/4) besok menunjukkan hasil negatif.
Sebagai salah satu data yang menggambarkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia, wajar apabila para investor menjadikan hasil data neraca dagang sebagai acuan untuk masuk ke pasar obligasi domestik.
“Kalau data neraca dagang defisit, investor kemungkinan akan menahan diri dulu, apalagi jika investor tersebut juga masih khawatir dengan sentimen pemilu,” ungkap Rio.
Ia menambahkan, mengingat adanya beberapa sentimen yang krusial bagi investor, kemungkinan besar seri-seri bertenor pendek seperti SPN-S 03102019 atau PBS014 akan menjadi favorit utama pada lelang nanti.
Sementara itu, keputusan pemerintah untuk menurunkan target indikatif lelang sukuk negara mendatang menjadi Rp 6 triliun dianggap wajar. Pasalnya, realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) melalui lelang sudah cukup tinggi.
Di kuartal pertama saja, pemerintah telah menerbitkan SBN senilai Rp 221,62 triliun lewat lelang atau lebih tinggi dari target awal sebesar Rp 185 triliun. Untuk saat ini, penurunan target indikatif sebenarnya dapat menguntungkan pemerintah.
Sebab, pemerintah tak lagi dituntut menyerap dana dalam jumlah yang besar jika ternyata terjadi penurunan nilai penawaran dalam lelang. Sebagai tambahan, selain SPN-S 03102019 dan PBS014, pemerintah juga akan menawarkan seri PBS019, PBS021, PBS022, dan PBS015 pada lelang sukuk negara mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News